Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengundang investor asal Eropa, khususnya dari Republik Federal Jerman untuk melakukan relokasi investasi ke Indonesia.
Hal ini disampaikan dalam webinar yang diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin (KBRI Berlin) bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia dan BKPM kemarin (24/8) dengan tema “Indonesia Investment Opportunities in Light of COVID-19: Prospects of Relocation”.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia berkomitmen serius untuk menarik investor melakukan relokasi usaha ke Indonesia.
“BKPM memiliki Satuan Tugas (Satgas) khusus yang berdedikasi untuk memfasilitasi dan memberikan layanan end-to-end bagi investor yang akan melakukan relokasi. Kami siap bekerja sama dengan KBRI Berlin untuk membantu fasilitasi investor ke Indonesia,” jelas Ikmal, dalam siaran pers, Selasa (25/8/2020).
Menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo, Pemerintah Indonesia berkomitmen menyediakan kawasan-kawasan ekonomi yang memudahkan investor untuk melakukan relokasi investasi, diantaranya Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 4 Free Trade Zone (FTZ), dan 10 “Bali Baru”.
Berbagai insentif dan kemudahan pun ditawarkan untuk meningkatkan daya saing Indonesia, khususnya dalam menghadapi negara tetangga, termasuk insentif seperti tax holiday, tax allowance, import duty dan kemudahan lainnya untuk mendukung relokasi investasi ke Indonesia.
Ikmal menegaskan Indonesia sebagai tempat yang tepat untuk melakukan relokasi investasi. Potensi pasar domestik dan akses terhadap pasar regional yang menjanjikan juga menjadi daya tarik Indonesia dibandingkan negara lain di kawasan ASEAN.
“Investor Jerman silakan bawa teknologinya, bawa investasinya dan mesin-mesinnya. Kami siap memfasilitasi”, pungkas Ikmal.
Sebagai pembicara kunci, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga menyampaikan keseriusan pemerintah Indonesia mengundang investor, terutama dengan adanya kemudahan berbisnis dan penyediaan lahan.
Salah satunya dengan membangun kawasan industri di Jawa Tengah seperti KIT Batang yang harga lahannya bersaing dengan negara lain.
“Pemerintah menyediakan KIT Batang agar investor tidak perlu membeli lahan. Infrastruktur juga disediakan oleh Pemerintah Indonesia. Baru setelah lima tahun, investor membayar sewa,” ujar Luhut.
Pemerintah Indonesia terus mengawal rencana investasi tujuh perusahaan yang sudah diumumkan oleh Presiden RI di Batang, Jawa Tengah pada 30 Juni 2020.
Nilai investasinya diperkirakan mencapai US$850 juta atau setara Rp11,9 triliun, dengan lokasi tujuan investasi di Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta dan Sumatera Utara. Diperkirakan penyerapan tenaga kerja di wilayah-wilayah tersebut mencapai 30.000 orang.
Sumber Bisnis, edit koranbumn