PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI membidik sektor konstruksi, industri pengolahan, serta makanan dan minuman dalam penyaluran kredit korporasi padai awal tahun ini.
Perusahaan dengan kode saham BBNI juga fokus menyalurkan kredit untuk segmen hijau untuk mendukung ekonomi berkelanjutan.
Corporate Secretary BNI Mucharom mengatakan secara umum, penyaluran kredit sektor korporasi BNI tumbuh positif pada awal tahun ini.
Banyak nasabah yang telah mengawali awal tahun dengan investasi dan peningkatan kembali kapasitas produksi yang akhirnya meningkatkan permintaan kredit BNI.
Awal tahun ini, kata Mucharom, sektor industri yang menjadi sasaran penyaluran kredit cukup beragam. Mucharom tidak menyebutkan nilai kredit yang telah disalurkan BNI hingga pada awal 2022.
“Beberapa diantaranya adalah industri pengolahan, konstruksi, dan makanan minuman,” kata Mucharom kepada Bisnis, Selasa (29/3).
Sekadar informasi, pada 2021 BNI telah menyalurkan kredit korporasi sebesar Rp 287,4 triliun, naik 3,5 persen secara year on year (yoy). Segmen korporasi swasta memberi kontribusi terbesar dengan Rp 180,4 triliun.
Mucharom menambahkan pada awal tahun ini, BNI juga mulai meningkatkan kredit wholesale untuk debitur green banking yang juga menjadi kontributor pertumbuhan kredit BNI.
Salah satu pembiayaan green banking, adalah penyaluran fasilitas pembiayaan proyek Katalis Merah Putih dengan total maksimum Rp 257,9 miliar.
“Fasilitas ini terdiri dari kredit investasi, modal kerja, serta pemberian plafond LC/SKBDN, GB, dan SBLC,” kata Mucharom.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar meyakini pertumbuhan kredit pada tahun ini akan naik signifikan dibandingkan dengan tahun lalu. Selain kondisi ekonomi yang mulai membaik, Indonesia juga cukup kuat dalam menghadapi pandemi.
“Kami berharap para pebisnis mengambil momentum di 2022 untuk melakukan suatu lompatan-lompatan untuk bisa mengambil peluang,” kata Royke.
Sumber Bisnis, edit koranbumn