PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan perolehan laba bersih pada kuartal I Tahun 2021 sebesar Rp2,39 triliun. Pencapaian tersebut dibarengi dengan rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio yang ditetapkan pada level 200,5%, lebih tinggi dari posisi akhir tahun 2020 yang sebesar 182,4%.
Adapun, perolehan laba bersih sebelum pencadangan sebesar Rp7,84 triliun.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan kondisi kinerja perseroan saaat ini sudah jauh lebih baik. Perseroan sudah mampu mencetak laba yang kuat demi menjaga keberlangsungan bisnis.
“Posisi laba bersih sebelum pencadangan ini bahkan lebih baik dari Maret 2020 yang tercatat Rp7,4 triliun. Artinya, posisi ini sudah lebih baik dari masa sebelum pandemi tahun lalu,” sebutnya, dalam paparan kinerja BNI, Senin (26/4/2021).
Kendati demikian, Novita mengaku perseroan masih sangat konservatif menjaga stabilitas keuangan. Coverage rasio kredit bermasalah ditingkatkan hingga 200,5% dari akhir tahun lalu yang berada di 182,4%.
“Ini akan ditujukan untuk menjaga fundamental lebih kuat hingga akhir tahun ini,” sebutnya.
Dengan fundamental yang semakin kuat dan berjalannya program transformasi perusahaan, termasuk transformasi layanan digital, dia optimitis kinerja BNI hingga akhir tahun 2021 dapat lebih baik dibandingkan dengan tahun 2020.