PT BNI Multifinance berhasil mencatat pertumbuhan yang signifikan pada enam bulan pertama tahun ini. Capaian ini terlihat dari jumlah pembiayaan pada semester I 2023 yang mencapai Rp 915,4 miliar.
Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan total pembiayaan pada semester I 2022 yang hanya sebesar Rp 138 miliar. Peningkatannya mencapai 6,6 kali lipat secara tahunan atau year-on-year (YoY).
“Pertumbuhan pembiayaan ini sejalan dengan proses transformasi yang sedang dilakukan perusahaan,” kata Direktur Utama BNI Multifinance Yenanto Siem, Selasa (15/8/2023).
Total pembiayaan BNI Multifinance selama semester I 2023 terdiri dari pembiayaan konsumer sebesar Rp 662,9 miliar, pembiayaan investasi sebesar Rp 196,5 miliar, pembiayaan modal kerja sebesar Rp 9,5 miliar, dan pembiayaan sewa operasi sebesar Rp 46,3 miliar.
“Kami bersyukur melihat kinerja pembiayaan yang positif pada paruh pertama tahun ini, dan kami berkomitmen untuk memanfaatkan potensi yang ada guna menjaga kinerja ini di masa yang akan datang,” ujar Yenanto.
Yenanto menambahkan, sejalan dengan hal tersebut, aset BNI Multifinance juga mengalami peningkatan menjadi Rp 1.602 triliun. Angka tersebut meningkat 48 persen dibandingkan dengan angka aset pada semester I 2022 yang sebesar Rp 1.085 triliun.
Untuk mendukung rencana ekspansi ke depan, BNI Multifinance akan menerima suntikan modal dari pemegang saham, dalam hal ini PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), pada semester II 2023.
BNI Multifinance akan tetap menjalankan manajemen risiko yang ketat dalam proses pemberian kredit. Ini terlihat dari posisi rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Finance/NPF) yang tetap terjaga pada tingkat yang aman. Hingga 30 Juni 2023, NPF Net berada pada level 0,98 persen.
Selain itu, sejak akhir 2022, BNI Multifinance telah melaksanakan serangkaian langkah strategis untuk mengubah fokus pasar dari Corporate Finance menjadi Consumer Finance.
Di semester I 2023, BNI Multifinance juga telah membangun infrastruktur yang mendukung transformasi ini. Sebanyak 17 cabang (full branch operation) telah beroperasi dan telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dari total 30 cabang yang direncanakan akan beroperasi hingga akhir 2023.
BNI Multifinance juga berhasil mengimplementasikan new core system yang mendukung digitalisasi proses bisnis melalui penggunaan aplikasi mobile, bertujuan untuk menyederhanakan proses dan mencapai efisiensi dalam operasional perusahaan.
“Dengan pertumbuhan positif ini, BNI Multifinance optimis dalam menghadapi persaingan di industri pembiayaan hingga akhir tahun ini,” ujar Yenanto.
Sumber Bisnis, edit koranbumn