PT BNI Sekuritas terus berupaya untuk memperkuat bisnisnya di bidang Perantara Pedagang Efek seiring dengan kebutuhan nasabah yang kini mulai beralih melakukan transaksi saham secara digital.
Perkembangan teknologi telah mengubah preferensi nasabah dalam melakukan transaksi saham. Mayoritas nasabah yang merupakan investor atau stock trader lebih menyukai trading dengan menggunakan aplikasi online trading.
Hal ini terlihat dari data kuartal pertama di tahun 2022 yang menunjukkan lebih dari 80 persen transaksi di outlet – outlet BNI Sekuritas dilakukan secara online oleh nasabah. Sekitar 70 persen nasabah BNI Sekuritas didominasi oleh generasi milenial, yang juga sudah mulai bertransaksi secara online.
Hal ini didorong oleh kemudahan dan kecepatan dalam mengakses informasi melalui platform online trading, disamping biaya trading yang relatif lebih murah.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), hingga Juni 2022, jumlah nasabah di pasar modal mencapai 9,11 juta, naik 21,68 persen dibandingkan tahun 2021 sejumlah 7,48 juta. Jumlah ini didominasi oleh nasabah milenial yang mencapai 59,72 persen dengan aset Rp 49,94 triliun.
Direktur Utama BNI Sekuritas Agung Prabowo mengatakan digitalisasi saat ini menjadi salah satu kunci kemajuan bisnis perusahaan efek yang dapat membantu perusahaan efek dalam menjangkau pangsa pasar yang lebih luas.
“Melalui digitalisasi, BNI Sekuritas juga mampu melahirkan berbagai peluang baru yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan jumlah nasabah,” jelas Agung dalam siaran pers dikutip pada Selasa (2/8)
Lebih lanjut, seiring dengan transformasi bisnis digital yang dilakukan oleh BNI Sekuritas, perusahaan juga telah meninjau ulang perjanjian kerja sama di sejumlah outlet kemitraan dan sepakat untuk tidak meneruskan kerjasama operasional dengan sebagian outlet kemitraan seiring berakhirnya perjanjian kerja sama.
BNI Sekuritas tetap mempertahankan aktivitas operasional di sejumlah outlet yang tersebar di seluruh Indonesia dengan tujuan untuk memberikan alternatif pilihan layanan secara non digital untuk nasabah.
Strategi hybrid diambil perusahaan untuk menyikapi bergesernya preferensi sebagian besar nasabah ke pilihan trading secara digital. Di sisi lain, sebagian nasabah masih tetap dibantu oleh tenaga Wakil Perantara Pedagang Efek BNI Sekuritas yang berpengalaman dalam bertransaksi.
Sumber Republika, edit koranbumn