Meski masih pandemi, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk tetap memperluas jaringan kantor luar negeri.
Direktur Treasury & Internasional BNI Henry Panjaitan menyatakan ini sejalan fokus BNI untuk mengembangkan bisnis internasional.
Ia menyatakan akan mendirikan Representative Office Amsterdam guna menangkap potensi di Eropa pasca Brexit. Ia juga melihat potensi bisnis Indonesia-related di west coast dan tengah menjajaki pendirian kantor di Los Angeles.
Juga beberapa kota atau negara lain di Asia, Australia dan Timur Tengah akan jadi sasaran berikutya.
“Pertimbangan BNI dalam memilih lokasi atau negara untuk ekspansi ke luar negeri, mulai besarnya volume transaksi perdagangan/trade (ekspor-impor) Indonesia dgn negara target. Lalu aliran foreign direct investment (FDI) ke Indonesia,” ujar Henry .
Lalu potensi Indonesia-related business dan group perusahaan Indonesia di negara tujuan. Juga besarnya populasi diaspora Indonesia di negara tersebut.
Hingga saat ini BNI telah memiliki 9 kantor di 6 negara, yaitu di Singapura, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Inggris dan Amerika Serikat. Selain itu BNI juga memiliki anak perusahaan di bidang Remittance di Hongkong dan BNI Sekuritas Pte Ltd di Singapura.
Bank berlogo 46 ini akan mengembangkan platform digital untuk memudahkan nasabah dalam mengakses layanan BNI, khususnya dalam transaksi perdagangan dan remitansi.
BNI juga akan melakukan penguatan kerja sama dengan perusahaan, asosiasi, fintech yang beroperasi global dan mendukung terciptanya ekosistem bisnis yang produktif.
Juga memanfaatkan platform Xpora untuk mencetak dan membawa pelaku usaha domestik menjadi global player, termasuk para pelaku UMKM.
Henry bilang, pada saat pandemi yang sempat mencapai puncak di pertengahan 2021, kinerja bisnis internasional BNI masih tumbuh hingga kuartal ketiga 2021. Tercermin dari volume bisnis trade finance yang tumbuh 45% dengan nominal mendekati US$ 40 miliar.
“Meningkatnya volume tersebut mengatrol pendapatan fee dari bisnis trade hingga 20% yoy. Bisnis international banking yang lain, yaitu remittance hanya tumbuh tipis 1,3% yoy dengan nominal US$ 58 miliar,” ujarnya.
Kinerja ini dipicu pandemi yang berkepanjangan dan adanya moratorium pengiriman pekerja migran Indonesia (PMI) ke luar negeri. Dus, volume kiriman uang PMI secara nasional turun hingga 6,7%.
“Dalam bisnis global payment, BNI telah mengembangkan layanan berbasis digital melalui platform mobile banking untuk nasabah personal dan BNI Direct untuk nasabah korporasi,” katanya.
Layanan remittance berbasis digital juga telah tersedia di cabang luar negeri BNI, seperti BNI MoRe di Singapura. Ke depan, BNI akan terus memperkuat partnership dengan global payment provider untuk memperluas market share.
Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) BNI berkontribusi dalam pemberian kredit yang fokus pada Indonesia-related business, dengan total kredit tumbuh 3% yoy menjadi sebesar US$ 3,7 miliar pada kuartal ketiga 2021.
“Strategi kami dalam menggarap Indonesia-related business tersebut merupakan bagian dari upaya mitigasi risiko, sehingga kualitas kredit di KCLN cukup sehat, seperti tercermin pada NPL kredit KCLN di kisaran 0,3%,” imbuh Henry.
Sumber Kontan, edit koranbumn