Pemerintah resmi membuka masa penawaran green sukuk ritel atawa Sukuk Tabungan seri ST008, Senin (1/11). Para mitra distribusi optimistis antusias investor akan tetap tinggi meski tawaran kupon mengecil.
General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia mengatakan BNI menyampaikan target penjualan ST008 kepada Kementerian Keuangan sebesar Rp 500 miliar. Namun, secara internal, BNI menargetkan penjualan lebih agresif di Rp 1 triliun.
Melihat antusiasme investor pada penjualan ORI20 ramai. Henny mengatakan secara historis penyerapan nasional untuk seri nontradable seperti saving bond ritel (SBR) dan ST tidak pernah lebih besar dari seri tradeble seperti Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Sukuk Ritel (SR).
Meski begitu, Henny mengatakan minat ST008 akan tetap besar. Faktor yang menjadi daya tarik surat utang ritel ini adalah kupon floating with floor yang bisa menghindarkan investor dari risiko taper tantrum.
“ST008 dapat dijadikan strategi untuk memitigasi risiko taper tantrum yang berpotensi mendorong kenaikan yield obligasi karena memiliki tenor pendek serta kupon mengambang,” kata Henny, Jumat (29/10).
Henny menilai kupon minimal sebesar 4,8% untuk tenor 2 tahun juga termasuk tinggi dibandingkan rata-rata bunga deposito yang sebesar 2,8%. Sementara, yield obligasi pemerintah di tenor yang sama berada di 4,1%.
Dalam menjajakan ST008, Bank BNI senantiasa mengedukasi nasabah bahwa besaran kupon bukan satu-satunya hal yang harus diperhatikan dalam investasi. Sebaliknya, masih ada hal yang harus diperhatikan terkait keunggulan mitigasi risiko.
Sebagai obligasi negara, ST008 unggul dalam mitigasi risiko kredit. Dengan fitur floating with floor, ST008 juga unggul dalam mitigasi risiko pasar.
Kemudian dengan tenor yang hanya 2 tahun disertai pilihan early redemption 50% pada akhir tahun pertama, ST008 juga memiliki risiko likuiditas cenderung minimal. Keunggulan ini jugalah yang BNI turut serta sosialisasikan.
Henny optimitis minat investor pada ST008 tinggi karena juga didukung likuiditas pasar yang tinggi dengan jatuh tempo ST006 dan outstanding ORI015 yang belum terserap penuh.
Sumber Kontan, Edit koranbumn