Di tengah kasus Covid-19 yang melonjak, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengungkapkan, salah satu fokus utama kebijakan perusahaan saat ini adalah pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
“Oleh karena itu beragam langkah telah disiapkan demi mewujudkan kinerja yang berkelanjutan, diantaranya adalah menetapkan target kinerja yang berbasiskan profitabilitas. Seperti memaksimalkan perolehan fee income dan juga meningkatkan pengguna digital banking, sehingga tidak hanya menekankan pada pertumbuhan aset semata,” jelas Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini
Dia menguraikan, untuk guidance ekspansi kredit BNI berada di kisaran 5%-6%. Perbankan pelat merah ini mencatatkan, hingga semester I-2021, posisi kredit modal BNI berada di kisaran Rp 300 triliun, atau 55% terhadap total kredit BNI dengan pertumbuhan masih dalam range guidance, yaitu di kisaran 6% dibandingkan dengan akhir tahun 2020.
“Saat ini Indonesia sedang mengalami second wave Covid-19 dan diberlakukannya PPKM, yang tentunya berdampak pada bisnis bank. Di tengah situasi ini, kami berupaya untuk mengoptimalkan penyaluran kredit secara selektif dan prudent. Selama pandemi kami telah melakukan penyesuaian pada komposisi bauran kredit, sebagai upaya untuk menghimpun portofolio berisiko rendah sehingga dapat meminimalkan potensi kredit bermasalah atau loan at risk (LAR) di kemudian hari,” urai Novita.
Maka dari itu, BNI memfokuskan pertumbuhan kredit pada segmen korporasi. Terutama pada top tier client, segmen konsumer terutama kredit berbasis payroll dan segmen kecil terutama kredit usaha rakyat (KUR).
Novita menjelaskan, untuk segmen konsumer BNI terus memperkuat digitalisasi perbankan. BNI merancang inisiatif dan strategi antara lain melakukan percepatan pengembangan terintegrasi dengan fokus pada Omni Channel.
“Dengan adanya Omni Channel ini nantinya akan memudahkan debitur atau nasabah untuk melakukan berbagai transaksi, mulai dari digital management hingga layanan kartu kredit secara digital,” tambah Novita.
Wujud dukungan terhadap program pemerintah, BNI memiliki strategi dalam penyaluran KUR yaitu dengan mempertajam fokus penyaluran ke sektor produksi yang sudah ada seperti pertanian, perkebunan, industri pengolahan dan jasa.
Selain itu, memperluas penyaluran ke sektor pariwisata, perkebunan dan peternakan; meningkatkan sinergi dengan korporasi maupun pihak ketiga dan sinergi BUMN; dan mempermudah akses digital usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk mendapatkan KUR.
“Di samping itu, kami juga terus menggali supply chain debitur dan memberikan solusi keuangan yang menyeluruh (one stop solution) agar dapat menjadi prospek kredit ke depannya,” tutup Novita.
Sumber Kontan, edit koranbumn
.