Seluruh bank BUMN mencatatkan kinerja menggembirakan sepanjang 2021. Laba bersih mereka tumbuh tinggi setelah sempat anjlok pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.
Dari buku tahun 2021, bank BUMN telah mengalokasikan bonus dan tantiem untuk para pejabatnya yakni direksi dan komisaris.
Dari empat bank, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memberikan bonus dan tantiem paling besar, lalu disusul PT Bank Mandiri (Perseron) Tbk (BMRI).
Menariknya, bonus dan tantiem direksi dan komisaris PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) terbilang cukup jomplang dengan BRI dan Bank Mandiri. Adapun PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tidak menyediakan data besaran bonus dan tantiem untuk pejabatnya. Namun, gaji dan tunjangan direksi dan komisaris bank spesialis KPR ini naik lebih dari 100% tahun lalu.
Mengutip laporan keuangan 2021, Senin (14/3), BRI mengalokasikan bonus dan tantiem untuk direksi dan komisarisnya sebesarĀ Rp 475,5 miliar. Sebanyak Rp 339,8 miliar diperuntukkan bagi direksi atau meningkat 16,19% dari tahun sebelumnya. Sehingga rata-rata 12 direksi BRI membawa pulang bonus dan tantiem Rp 28,3 miliar per orang.
Gaji dan tunjangannya direksi BRI naik 5,3% menjadi Rp 177,412 miliar dari Rp 168,3 miliar pada 2020. Demikian juga, gaji dan tunjangan komisaris naik 10,2% jadi Rp 70,08 miliar.
Tahun lalu, BRI membukukan laba bersih konsolidasi yang diatribusikan ke entitas induk mencapai Rp 31,07 triliun atau meningkat 66,5% dari tahun sebelumnya yang hanya membukukanĀ Rp 18,65 triliun.
Sementara, Bank Mandiri mengalokasi bonus dan tantiem dari buku tahun 2021 untuk direksi dan komisaris sebesar Rp 424,19 miliar. Angka itu tidak berbeda jauh dari BRI. Tahun lalu, bank ini meraup laba bersih Rp 28,03 triliun atau tumbuh 66,8% dari tahun sebelumnya.
Dari angka itu, sebesar Rp 313,3 miliar diperuntukkan bagi direksi atauĀ turun 15,6% dari Rp 371,4 miliar pada tahun sebelumnya.Ā Sedangkan ke komisaris diberikan Rp 110,8 miliar atau turun 4,9% dari tahun 2020.
Dengan direksi berjumlah 12 orang maka rata-rata membawa pulang bonus dan tantiem masing-masing Rp 26,1 miliar per orang. Sedangkan komisaris yang berjumlah 10 orang membawa rata-rata pulang Rp 11,08 miliar.
Penurunan bonus dan tantiem diimbangi dengan kenaikan gaji dan tunjangan dimana untuk direksi naik 8,6% YoY jadi Rp 214,78 miliar dan komisaris meningkat 13,6% ke Rp 73,44 miliar.Ā Tahun 2021, Bank Mandiri membukukan laba bersih Rp 28,03 triliun. Itu tumbuh 66,8% daru tahun sebelumnya.
Sedangkan BNI hanya mengalokasikan bonus dan tantiem ke direksi dan komisaris sebesar Rp 134,6 miliar. Itu sangat jauh di bawahĀ jatah direksi dan komisaris Bank Mandiri dan BRI. Sementara jumlah direksi dan komisaris bank ini sama dengan dua saudaranya tersebut, masing-masing 12 dan 10 orang.
Berdasarkan laporan keuangan BNI tahun 2021, bonus dan tantiem yang dibagikan direksinya tercatat Rp 85,47 miliar.Ā Itu turun 40,8% dari tahun sebelumnya. Lalu ke komisaris dialokasikan Rp 49,16 miliar atau turun sebesar 11,2%
Padahal BNI menorehkan pertumbuhan laba bersih sangat tinggi yakni hingga 232% menjadi Rp 10,89 triliun. Dengan begitu, direksi BNI yang berjumlah 12 orang hanya membawa pulang bonus dan tantiem rata-rata Rp 7,12 miliar. Komisaris yang berjumlah 10 orang hanya mendapat rata-rata Rp 4,9 miliar.
Untungnya, gaji dan tunjangan pejabat BNI masih meningkat di saat bonus dan tantiem mengalami penurunan. Gaji dan tunjangan direksi naik 20,3% ke Rp 62,96 miliar dan komisaris meningkat 18,6% jadi Rp 23,7 miliar.
Adapun BTN menaikkan gaji dan tunjangan pejabatnya cukup tinggi tahun lalu. Untuk direksi dialokasikan Rp 101,02 miliar atau meningkat 110% YoY dan komisaris Rp 38 miliar atau naik 106% dari tahun 2020.
Tahun lalu, laba bersih BTN melonjak 48,3% jadi Rp 2,37 triliun. Adapun jumlah komisaris dan direksi bank ini masing-masing berjumlah 9 orang.
Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, penetapan bonus dan tantiem direksi dan komisaris mempertimbangkan faktor skala dan komplesitas usaha, tingkat inflasi, serta kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan.
“Faktor lainnya yang relevan dalam mempengaruhi penetapan tantiem adalah tingkat remunerasi yang berlaku umum dalam industri sejenis,” jelasnya
Sumber Kontan, edit koranbumn