Warna dan corak bordir etnik khas nusantara yang memiliki nilai seni tinggi memang menjadi daya tarik tersendiri bagi Kota Santri, Tasikmalaya. Dituangkan dalam untaian kain, bordir khas Tasikmalaya kini mulai menarik perhatian pasar domestik maupun internasional.
Sejak tahun 2006, perempuan bernama Dewi Harti Nugrahani ini kerap memproduksi pernak-pernik dan busana bordir rumahan. Perempuan asal Tasikmalaya ini memang lahir di keluarga pengrajin bordir. Atas pengalaman tersebut, Dewi mengaku ingin membuat usahanya sendiri.
“Saya memang sudah memiliki basic dari orangtua, makanya memang tertarik untuk membuat usaha sendiri. Inginnya agar Kota kelahiran saya ini bisa punya seni khas yang terkenal,” tuturnya.
Sejak bermitra dengan Pertamina melaui Marketing Regional Jawa Bagian Barat , kini Dewi sudah memiliki toko display produknya sendiri. Berlokasi di Kelurahan Talagasari, Kawalu, Tasikmalaya, Haryati Collection sudah memproduksi lebih dari 40 jenis produk handy craft kain perca dan busana muslim bordir yang diproduksi dengan apik.
“Meski pandemi ini berdampak terhadap usaha kami, namun kini bordir saya kini semakin mengalami pengembangan. Mulai dari peningkatan skill bagi karyawan, penambahan pekerja, perluasan pasar domestik, dan kesempatan untuk ikut mempromosikan karya-karya kami di berbagai ajang pameran nasional. Bersyukur sekali bisa jadi mitra binaan Pertamina,” ujar Dewi.
Dewi mengaku bahwa kini omset usahanya kian melesat dibanding ketika awal ia memulai usahanya , usaha kecil miliknya kini dapat meraih keuntungan rata-rata 30 juta rupiah setiap bulannya. Hal ini semakin memotivasi dirinya untuk terus memperluas pangsa pasar bordir.
“Cita-cita saya memang bukan hanya membawa seni bordir sampai di pasar domestik saja. Tapi bordir Tasik ini harus go internasional,” jelasnya.
Unit Manager Communication & CSR MOR III Eko Kristiawan mengatakan, program kemitraan antara Pertamina dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seperti bordir Tasikmalaya ini memang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil di sekitar wilayah operasi Pertamina, agar menjadi tangguh dan mandiri.
“Ini jadi strategi kami agar UMKM bisa naik kelas. Mitra binaan kami dibimbing dan diberikan pelatihan intensif mengenai produksi dan promosi. Kami berharap program ini dapat memberikan multiplier effect bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasi Pertamina,” jelasnya.
Eko menambahkan melalui Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil, Pertamina terus berupaya menggerakan ekonomi masyarakat melalui pembinaan usaha mikro kecil, agar dapat berkembang dan mandiri. Serta turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) poin 8 yaitu menyediakan pekerjaan yang layak dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Pertamina terus mendukung para pelaku Usaha Kecil Menengah (UMK) agar bisa terus bertahan di tengah pandemi COVID-19, dan bisa berpartisipasi dalam pameran offline/online yang diadakan perusahaan karena menjadi salah satu ajang promosi untuk mendapatkan pembeli, baik dari dalam maupun luar negeri.
Adapun syarat untuk dapat bergabung menjadi mitra binaan Pertamina dapat dilihat pada https://www.pertamina.com/id/program-kemitraan.