Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam industri perkeretaapian nasional dapat mencapai 80% dari saat ini 60%.
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) BPPT Wahyu Widodo mengatakan untuk memenuhi hal tersebut dilakukan kerja sama dengan pelaku industri terkait di dalam negeri.
“Tahun 2020 sampai 2024 salah satu program prioritas kami perkeretaapian. Peningkatan TKDN jadi target kami juga. Mungkin pelan-pelan yang kereta INKA bisa ambil peran, diharapkan kandungan TKDN bisa lebih tinggi lagi, dari 60% bisa ke 80%. Kami menyambut baik kerja sama INKA dan BPPT,” ujar Wahyu dalam acara Media Briefing BPPT, di PT INKA, Madiun, Jawa Timur, Selasa(15/01/2019).
Menurutnya, industri perkeretapian di Tanah Air sudah mandiri. Pihaknya juga siap untuk mendorong agar industri dalam negeri yakni PT INKA, memiliki kesiapan teknologi dan mampu menjawab tantangan nasional untuk memproduksi kereta api, sesuai kebutuhan.
Utamanya, mengejar penerapan teknologi kereta api berpenggerak terbaru, seperti kereta tanpa masinis di negara maju.
Berdasarkan hasil audit teknologi kemampuan proses produksi kereta api ringan, telah menunjukkan bahwa PT INKA mampu produksi LRT dengan TKDN yang tinggi. Kemampuan ini dinilai menjadi salah satu modal bagi Indonesia untuk dapat produksi kereta api dalam negeri.
“Kami siap untuk mendorong aspek TKDN LRT Jabodebek, sesuai arahan Presiden RI. Ke depan kami juga kembangkan teknologi kereta berpenggerak terbaru, agar LRT bisa jalan otomatis, atau dipandu dari jauh,” ujarnya.
Hal tersebut dilakukan BPPT dengan berbagai program, di antaranya program inovasi, audit, clearing house dan alih teknologi.
Selain itu, BPPT juga menerapkan program capacity building agar daya saing industri perkeretaapian Indonesia meningkat.
“Kami ingin INKA bisa produksi LRT dengan TKDN yang tinggi, agar Indonesia bisa bikin sendiri,” katanya.
Wahyu menambahkan PT INKA telah memiliki fasilitas yang mumpuni untuk produksi kereta api, baik dari segi kapasitas maupun kualitas. Hal ini ditunjang BPPT yang juga memiliki fasilitas uji sarana dan prasarana perkeretapiaan, software dan SDM yang mumpuni untuk meningkatkan daya saing PT INKA.
“Beberapa fasilitas BPPT telah siap untuk mendorong produksi kereta untuk LRT karya anak bangsa. Semoga hal ini menjadi momentum dalam peningkatan kemandirian bangsa dalam hal industri kereta api,” ujarnya.
Dia mengungkapkan bahwa tim Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur BPPT, telah melakukan pengujian terhadap carbody LRT Jabodebek di fasilitas PT INKA Madiun.
“Kami telah melakukan uji kekuatan struktur kereta LRT Jabodebek ini. Bagaimana jika diberi beban yang besar, dapat terus berjalan dengan aman,” katanya.
Pionir Industri
Sementara itu, Direktur Keuangan PT INKA (Persero) Mardiannus Pramudya mengatakan TKDN yang telah mencapai angka 60% menjadi pembuktian komitmen.
“Ini komitmen bagaimana industri ini tidak hanya tumbuh dan berkembang tapi juga jadi pionir untuk meningkatkan kualitas dan industri kereta api dan membawa industri kereta api lokal ke pasar ekspor,” katanya.
Dia menambahkan saat ini PT INKA telah masuk ke pasar Asia dengan pelanggan di Bangladesh dan mampu bersaing dengan China dan India. Pihaknya juga tengah menyasar pasar Asean dengan sudah masuk ke Filipina.
“Jadi DNA INKA ini salah satunya dari BPPT. Walaupun kami di Desa di Madiun tapi sudah bersaing ke regional, bahkan sampai ke Bangladesh dan mau penjajakan ke Afrika. Semoga membawa industri kereta api lebih maju lagi,” katanya.
Sumber Bisnis / edit koranbumn