Meskipun ekonomi Indonesia diwarnai resesi, tren surplus neraca perdagangan Indonesia masih berlanjut pada Oktober 2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Oktober 2020 mengalami surplus sebesar US$3,61 miliar, lebih tinggi dari sebelumnya US$2,44 miliar pada September 2020.
Adapun, nilai ini diperoleh dari posisi nilai ekspor US$14,39 miliar, lebih tinggi dibandingkan impor yang mencapai US$10,78 miliar selama Oktober 2020.
“Ini peningkatannya cukup besar karena terjadi penurunan yang dalam di impor pada Oktober ini. Kalau diliat September lalu surplus hanya US$2,39 miliar, jadi ada peningkatan tajam,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Setianto.
BPS melaporkan ekspor September 2020 mencapai US$14,39 miliar atau naik 3,09 persen dari bulan lalu. Namun, jika dibandingkan tahun lalu, ekspor masih turun -3,29 persen dari US$14,88 miliar periode yang sama tahun lalu.
“Ekspor total menunjukkan tren bulan ini meningkat dibandingkan September yaitu dari US$13,96 miliar menjadi US$14,39 miliar. Jadi ada kecenderungan meningkat kalau dibandingkan dengan September dan beberapa bulan lalu,” tambah Setianto.
Dari sisi komoditas, Setianto mengungkapkan komoditas yang meningkat, a.l. lemak dan minyak hewan nabati yang meningkat US$188,1 juta, serta bahan bakar mineral, biji terak, alas kaki, mesin perlengkapan elektrik juga meningkat besar.
Komoditas ekspor yang mengalami penurunan a.l. logam mulia, perhiasan, permata, pakaian dan aksesoris, pupuk, kemudian kapal perahu dan struktur terapung serta pakaian dan aksesoris.
Sementara itu, impor bulan Oktober 2020 tercatat sebesar US$10,78 miliar atau turun 6,79 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Menurut penggunaan barang, Setianto mempaparkan impor konsumsi, bahan baku dan barang modal mengalami penurunan masing-masing sebesar -27,88 persen, -27,40 persen dan -24,24 persen (year-on-year/yoy).
Komoditas impor nonmigas yang meningkat pada Oktober a.l. bijih, kerak dan abu logam, bahan kimia anorganik, kendaraan dan bagiannya, pupuk serta mesin dan peralatan mekanan.
Komoditas impor nonmigas yang turun, menurut Setiono, a.l. plastik, gula dan kembang gula, kapal, perahu dan struktur terapung.
Sumber Bisnis, edit koranbumn