PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) optimistis pemulihan ekonomi secara global maupun domestik akan segera tumbuh secara sehat.
Untuk semakin mendorong pemulihan tersebut, BRI menyelenggarakan BRI Client Summit 2022. Ini merupakan ajang apresiasi yang ditujukan kepada nasabah dari berbagai segmen, baik korporasi, nasabah ritel, UMKM dan individu yang telah berkontribusi optimal atas pencapaian BRI.
BRI Client Summit 2022 diharapkan dapat meningkatkan kerja sama BRI dengan nasabah, serta lebih terbuka dan bersama-sama berkontribusi dalam pemulihan ekonomi Indonesia.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan, pemulihan ekonomi saat ini tidak terlepas dari banyak faktor yang mendukung.
“Semuanya berkolaborasi dalam pengendalian pandemi, seperti partisipasi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan, vaksinasi, serta efektivitas dari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah,” katanya dalam keterangan resminya, Sabtu (2/3).
Lewat ajang tersebut, BRI memberikan apresiasi kepada 34 nasabah korporasi dan 2 nasabah individu BRI.
Berbagai kategori penghargaan yang diberikan, yakni Biggest Volume Forex Transaction, Biggest Growth Volume Forex Transaction, Best Forex Hedging Transaction, Best Frequency Forex Transaction, Best Client For Trade Finance Transaction, Best Regional Client, Biggest Volume & Frequency Bonds Transaction dan Biggest Growth Bonds Transaction.
Seperti diketahui, di tengah kondisi perbaikan ekonomi pascapandemi BRI tetap mampu menujukan ketangguhannya yang tercermin dari kinerja perseroan sepanjang 2021.
Di saat industri perbankan mencatatkan pertumbuhan pinjaman sebesar 5,2%, BRI tetap tumbuh sebesar 7,2% dengan kualitas pinjaman yang terjaga, yakni rasio NPL sebesar 3,08%. Selain itu, aset dan simpanan BRI juga mampu tumbuh sebesar 11% dan 7,14%.
Adapun secara nasional, perekonomian Indonesia pada 2021 juga tumbuh menjadi 5,02% year-on-year (yoy). Hal itu tidak terlepas dari semakin menurunnya kasus harian Covid-19 dan aktivitas masyarakat yang kembali meningkat.
Dilihat dari indikator ekonomi, konsumsi rumah tangga pun turut tumbuh 2,02% yoy, investasi tumbuh sebesar 3,8% yoy, government spending tumbuh 4.17% yoy, serta ekspor impor yang tumbuh di atas 35% yoy.
Sumber Kontan, edit koranbumn