PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mengincar himpunan dana murah hingga akhir 2020 bisa menembus 60 persen dari total dana pihak ketiga (DPK).
Target himpunan dana murah atau current account saving account (CASA) tersebut mengalami pertumbuhan sekitar 10 persen sampai dengan 12 persen. Adapun dana murah tersebut terdiri dari giro dan tabungan.
Corporate Secretary (Corsec) BRI Amam Sukriyanto mengaku telah menyiapkan berbagai strategi pertumbuhan dana murah. BRI akan terus menggenjot wholesale transaction banking serta fokus pada micro saving dan micro payment.
Menurutnya, selain meningkatkan dana murah, micro saving dan micro payment mampu mendorong cashless society di segmen mikro serta mendorong perputaran uang yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
“Dengan berbagai inovasi produk yang dilakukan oleh BRI, penghimpunan CASA akan sesuai target yang kami tetapkan,” katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Perseroan memiliki beraneka ragam produk tabungan mulai dari Simpedes dengan setoran awal Rp100.000, tabungan Britama dan Britama Bisnis. Perseroan juga menyediakan tabungan untuk menarik minat generasi milenial dan Gen Z dengan desain kartu elegan dan kemudahan dalam bertransaksi.
Untuk memperbesar himpunan tabungan dari masyarakat, maka BRI juga menyediakan produk Simpedes TKI, tabungan haji hingga tabungan anak-anak. Kemudahan, keamanan dan kenyamanan transaksi perbankan akan menjadi daya tarik untuk menambah jumlah nasabah.
Sebagai informasi, pada 2019, BRI mampu memperoleh CASA mencapai Rp589,2 triliun. Apabila dirinci, realisasi giro tahun lalu senilai Rp174,9 triliun dan tabungan senilai Rp414,3 triliun. Menurutnya, sampai dengan saat ini, Corona belum memberikan dampak terhadap penghimpunan CASA.
“BRI optimis dengan berbagai langkah antisipatif dan pencegahan oleh pemerintah terhadap penyebaran virus corona,” katanya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn