Kepercayaan diri ditunjukkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terkait dengan partisipasi pembiayaan atau kredit sindikasi hingga akhir 2022.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengaku optimistis bahwa pembiayaan sindikasi dari perseroan dapat berjalan sesuai rencana hingga akhir 2022. Hal ini disebabkan masih ada sejumlah kesepakatan sindikasi yang sudah masuk tahap finalisasi.
“Terdapat beberapa potensi sindikasi yang telah dipetakan dan masuk dalam pipeline sindikasi BRI, di antaranya sektor pertambangan, sektor subsistem agribisnis hilir, dan petrokimia,” ujar Aestika kepada Bisnis, Rabu (29/6/2022).
Aestika menambahkan saat ini proporsi kredit non-UMKM BRI berada di kisaran 16 persen. Menurutnya, kredit korporasi bukan inti bisnis dari perseroan namun segmen korporasi akan terus didorong oleh BRI untuk berakselerasi.
“Meskipun volume kredit korporasi didorong tetap tumbuh, namun pertumbuhannya tidak akan setinggi kredit UMKM. Di tahun 2025 BRI memiliki visi porsi komposisi kredit UMKM mencapai hingga 85 persen sementara porsi kredit korporasi akan dijaga maksimal berada di kisaran 15 persen dari total kredit yang disalurkan,” pungkasnya.
Dalam pemberitaan sebelumnya, BRI dan sejumlah bank lain telah menyepakati kredit sindikasi senilai Rp4,3 triliun untuk emiten perkebunan, yakni PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS).
Secara terperinci, perjanjian kredit sindikasi tersebut turut melibatkan Bank Woori Bersaudara, Bank Jtrust, Bank DKI, Bank Syariah Indonesia, dan Maybank Indonesia.
Jumlah kredit awal yang akan diberikan oleh kreditur adalah Rp3,6 triliun. Bunga pinjaman minimal 9 persen per tahun, dan bersifat reviewable sesuai dengan kondisi pasar dan persetujuan para kreditur mayoritas. Adapun, jangka waktu kredit hingga 8 tahun.
Penambahan fasilitas pinjaman berdasarkan Perjanjian Pinjaman dilaksanakan untuk melakukan tender offer atas sebagian atau seluruh dari obligasi global senilai US$300juta atau sekitar Rp4,44 triliun (estimasi kurs Rp14.800 per dolar AS) yang diterbitkan oleh SSMS tahun 2018.
Di sisi lain, berdasarkan data Bloomberg sampai dengan 28 Juni 2022, emiten bank berkode saham BBRI ini telah menjalin satu kesepakatan sindikasi dengan nilai sebesar US$63,87 juta.
Bloomberg juga total pembiayaan oleh bank dan lembaga keuangan secara sindikasi sampai dengan paruh pertama 2022 mencapai US$4,78 miliar atau turun sekitar 55 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dari jumlah tersebut, penyaluran kredit sindikasi mengalir deras ke sektor energi dengan realisasi US$1,79 miliar atau 37,8 persen dari total kredit. Sementara itu, sektor industri meraih porsi 32,78 persen dari keseluruhan sindikasi atau senilai US$1,55 miliar.
Selanjutnya, sektor consumer staples tercatat mendapatkan aliran kredit sindikasi sebesar US$443,56 juta. Disusul sektor bahan baku mencapai US$405,53 juta, sektor finansial US$300 juta, dan komunikasi US$250 juta.
Sumber Bisnis, edit koranbumn