Kredit kepemilikan rumah (KPR) dinilai berhasil tumbuh cukup baik setelah adanya stimulus pembebasan pajak yang diberikan pemerintah dan pelonggaran loan to value (LTV) yang diberikan oleh Bank Indonesia (BI).
Hingga paruh pertama 2021, kredit properti menjadi penopang kredit perbankan. Bahkan laju KPR yang hingga akhir tahun diproyeksi akan tumbuh lebih besar dibandingkan sektor kredit lainnya meskipun bunga KPR belum turun secara signifikan.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk misalnya menyatakan bahwa faktor pendorong pertumbuhan pembiayaan KPR BRI saat ini adalah banyaknya insentif yang di berikan oleh pemerintah untuk sektor properti.
“Seperti pelonggaran LTV atau DP 0% serta subsidi PPN untuk pembelian rumah sampai dengan bulan Agustus,” ujar Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto .
Aestika mengatakan, peningkatan ini tidak semata ditopang oleh insentif dari pemerintah saja, melainkan juga didorong oleh masih tingginya kebutuhan masyarakat untuk memiliki rumah dan adanya promo dari developer.
“Untuk saat ini bunga KPR BRI mulai dari 3,88% fixed untuk satu tahun pertama hingga 7,49% untuk fixed selama 5 tahun pertama,” ujar Aestika saat ditanyakan terkait dengan bunga KPR di bank berkode emiten BBRI ini.
Untuk mendorong pertumbuhan KPR, Aestika mengatakan bahwa BRI memiliki strategi dengan cara menggarap pasar yang lebih spesifik seperti kalangan aparatur sipil negara (ASN), TNI, dan POLRI serta melakukan event KPR Virtual Expo.
“Disamping itu, BRI juga join promo dengan developer rekanan BRI. Pertumbuhan KPR BRI sampai dengan bulan Juni 2021 yaitu tumbuh positif sebesar 3,97% secara year on year (yoy). Hingga akhir tahun 2021, BRI optimistis pembiayaan KPR mampu tumbuh sebesar 6% yoy,” tutup Aestika.
Sumber Kontan, edit koranbumn