-PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk optimistis menyambut datangnya 2021 meski kondisi ekonomi dunia dalam ketidakpastian akibat pandemi. Pada tahun ini, perseroan fokus menyelamatkan UMKM melalui restrukturisasi dan penyaluran stimulus pemerintah.
Direktur Utama BRI Sunarso meyakini, pada tahun ini kinerja perseroan akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. “2021 mood-nya masih krisis, namun saya optimistis kinerja BRI akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Pada tahun ini, kita akan membangkitkan UMKM untuk menggerakkan kembali roda perekonomian nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (4/1).
Sunarso menyebut, UMKM memiliki peranan krusial terhadap perekonomian Indonesia. Tercatat, UMKM memiliki kontribusi 60,3 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. “Memberdayakan serta menyelamatkan UMKM, sama dengan menyelamatkan BRI dan menyelamatkan BRI sama dengan menjaga keberlanjutan perekonomian Indonesia,” ucapnya.
Per kuartal tiga 2020, BRI mampu membukukan laba bersih secara konsolidasian sebesar Rp 14,15 triliun dengan aset perseroan tumbuh 10,89 persen menjadi Rp 1.447,85 triliun. BRI juga telah menyalurkan kredit senilai Rp 935,35 triliun, sebesar 80,65 persen di antaranya disalurkan ke segmen UMKM.
Sepanjang 2020, BRI menjadi partner strategis pemerintah terkait penyaluran stimulus program percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN). BRI telah merestrukturisasi pinjaman senilai Rp 218,6 triliun kepada 2,8 juta debitur, menyalurkan subsidi bunga UMKM senilai Rp 5,5 triliun kepada lebih dari 6,6 juta penerima, menyalurkan KUR Mikro senilai Rp 116,9 triliun kepada 4,4 juta debitur dan KUR super mikro sebesar Rp 8,5 triliun kepada 972 ribu pelaku UMKM.
Selain itu, BRI juga menyalurkan banpres produktif usaha mikro (BPUM) Rp 18,5 triliun kepada 7,7 juta penerima, serta menyalurkan kredit dengan penjaminan kepada 13,8 ribu nasabah UMKM dengan total nilai Rp 8,34 triliun. Strategi BRI untuk menjaga fundamental kinerja berbarengan dengan menyalurkan berbagai program stimulus pemerintah, nyatanya diapresiasi oleh investor.
Pada penutupan perdagangan pasar modal akhir tahun (30/12) saham BRI ditutup dengan harga Rp 4.170 per lembar saham. Angka ini tumbuh nyaris dua kali lipat dibandingkan nilai saham BBRI pada level terendah yang dibukukan 18 Mei silam seharga Rp 2.160/unit. Kenaikan harga saham tersebut membuat kapitalisasi pasar BRI sebesar Rp 500 triliun, tepatnya mencapai Rp 514 triliun pada penutupan bursa pada 2020.
“Kinerja harga saham BRI yang kembali mendekati ke harga sebelum pandemi, menunjukkan strategi dan langkah yang kita ambil ternyata diapresiasi dan direspons positif. Penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik. Sustainability itu yang dihargai lebih tinggi daripada sekadar membukukan laba tapi secara risk management-nya kurang baik,” katanya.
Sumber Republika, edit koranbumn