PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI menargetkan pertumbuhan kredit 9-11 persen pada 2023.
Hal tersebut ditetapkan sebagai respon mengenai target Bank Indonesia (BI) yang memproyeksikan pertumbuhan kredit yang berkisar 10 hingga 12 persen pada tahun depan.
Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan hingga saat ini BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp1.111 triliun.
“Targetnya, kami bisa tumbuh di tahun depan untuk kredit 9 sampai 11 persen. Ini bagi BRI cukup besar karna kredit kami sudah sampai Rp1.111 triliun. Jadi tumbuh 10 persen saja, harus menyalurkan kredit net itu Rp111 triliun,” pungkas Sunarso, Rabu (16/11/2022).
Dia mengatakan saat ini loan to deposit rasio (LDR) BRI tergolong ketat yakni tembus 88,51 persen secara konsolidasi. Meski demikian, BBRI tetap memberikan guidline kredit untuk tumbuh masuk dalam range BI. Target kredit akan ditetapkan secara realistis dengan mempertimbangkan 4 syarat sustainable.
Pertama, BRI memiliki sumber pertumbuhan melalui holding ultra mikro yang tumbuh 14 persen.
Selanjutnya, agar perseroan tetap sustainable, penggelontoran kredit perlu mempertimbangkan kecukupan modal yang dilihat melalui capital adequacy ratio (CAR).
“Kalau lihat CAR kami, secara group 26 persen dan BRI saja 24 persen,” jelas Sunarso.
Lebih lanjut, Sunarso menegaskan syarat ketiga dalam memacu pertumbuhan kredit harus memiliki likuiditas yang stabil atau LDR di bawah 90 persen.
“Keempat, [perseroan] bisa sustain apabila pertumbuhan berkualitas. pertumbuhan kredit yang berkualitas tercermin dari kehati-hatian kita dalam menerapkan risk management mengelola portofolio kredit,” tambah Sunarso.
Sementara, BBRI telah menyiapkan pencadangan kredit terhadap NPL sebesar 278 persen. “Empat syarat sustain sudah terpenuhi maka kita berikan guidline [kredit] 9 hingga 11 persen,” tutup Sunarso.
Sumber Bisnis, edit koranbumn















