PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. akan meningkatkan pembiayaan kepada usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM hingga 85 persen dari total kredit perseroan dalam empat tahun ke depan.
Sekretaris Perusahaan Bank BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan sampai akhir September 2021 proporsi kredit UMKM perseroan mencapai 82,67 persen dari keseluruhan kredit BRI.
“Porsi ini akan terus kita tingkatkan hingga mencapai 85 persen pada tahun 2025. Angka ini jauh diatas kewajiban pemenuhan RPIM [Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial] yang dipatok BI sebesar 30 persen pada tahun 2024,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (11/11/2021).
Pada tahun ini, Bank Indonesia (BI) menerbitkan Peraturan Bank Indonesia No. 23/13/PBI/2021 tentang Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah.
Untuk meningkatkan porsi pembiayaan ke UMKM, Aestika menyatakan bahwa BRI memiliki dua strategi utama. Pertama, menaikkan kelas pelaku UMKM di Indonesia, dari mikro menjadi kecil dan kecil menjadi menengah. Kedua, perseroan mencari sumber pertumbuhan baru guna menyalurkan pinjaman ke segmen ultra mikro.
Dia menyatakan bahwa Bank BRI memiliki strategi go smaller (pinjaman lebih kecil), go shorter (dengan tenor yang pendek), dan go faster (melalui proses digitalisasi), sehingga mampu mempercepat proses kredit.
Menurutnya, pembentukan ekosistem ultramikro dengan menggandeng Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Pegadaian digadang-gadang kian memperluas akses layanan keuangan pada segmen yang belum tersentuh.
“Hal ini akan menciptakan sumber pertumbuhan baru bagi BRI sehingga sustainability pertumbuhan segmen UMKM di BRI sebagai core competence kami terus terjaga,” kata Aestika.
Sumber Bisnis, edit koranbumn















