PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menilai data penurunan risiko kredit dari Pefindo memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan kredit lantaran semakin disiplinnya debitur membayar utang.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan, sebagai lembaga intermediary, bank harus terus mendorong pertumbuhan kreditnya. Meskipun data tersebut memberikan sinyal positif, BRI mengaku tetap berhati-hati mengingat kondisi global yang masih tertekan akibat dampak penyeberan virus corona.
BRI melihat industri perbankan masih tetap harus berhati-hati dalam penyaluran kredit. Meskipun angka loan at risk (LaR) industry turun, tetapi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) masih tinggi di level 2,53% pada 2019. Apalagi tren NPL mengalami kenaiakan dari kondisi 2018 yang sebesar 2,37%.
Haru mengutip data OJK yang menyatakan adanya penurunan kredit bermasalah atau Loan at Risk (LaR) dari sekitar 9,8% pada November 2018 menjadi 9,1% pada November 2019.
Berdasarkan data yang diperoleh Bisnis, target pertumbuhan pertumbuhan penyaluran kredit BRI kurang lebih sebesar 10% sepanjang 2020. Adapun target pertumbuhan penyaluran kredit tersebut lebih tinggi dari realisasi 2019 yang sebesar 8,4%.
“Bank harus meningkatkan upaya perbaikan kualitas kredit baik melalui restrukturisasi, penagihan yang intensif maupun penyelesaian kredit,” katanya kepada Bisnis, Rabu (4/3/2020).
Haru mengatakan pertumbuhan kredit BRI tetap akan berfokus pada segmen umkm khususnya mikro karena memiliki risiko sangat rendah. Selain itu, penyaluran kredit di juga akan dilakukan dengan selektif pada sektor-sektor yang berkualitas dan seperti perdagangan dan pertanian.
Menurutnya, masih ada ruang untuk peningkatan kredit ke nasabah eksisting. BRI melihat potensi bisnis debitur eksisting yang berkualitas masih cukup besar, yakni melalui penyaluran kredit baru maupun pencairan undisbursed loan. Pencairan undisbursed loan pada 2019 mencapai Rp130 triliun.
“Kami yakin target pertumbuhan kredit 9-10% di akhir tahun ini dpt tercapai. Kami juga optimis NPL tetap dapat terjaga,” katanya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn