PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) semakin melangkah serius untuk menggenjot bisnis small medium enterprise (SME) atau UKM. Perseroan berkomitmen untuk mendorong inklusi UKM melalui ekosistem halal di berbagai sektor potensial seperti kesehatan, manufaktur, haji dan umroh, perkebunan, kehutanan, dan ekosistem Islam lainnya.
Direktur Retail Banking BSI Ngatari menekankan bahwa BSI semakin kokoh memperkuat komitmennya dengan mengusung semangat “Go Digital, Go Halal, Go UMKM”.
“Inisiatif ini tidak hanya mencerminkan semangat kami dalam mengembangkan industri UKM di Indonesia, tetapi juga menunjukkan keseriusan kami dalam menghadirkan solusi modern dan sesuai prinsip syariah bagi pelaku UKM. Seperti yang kita semua pahami, UKM memegang peran sentral dalam dinamika ekonomi bangsa, dan itulah sebabnya BSI menempatkan fokus khusus pada sektor ini untuk memperluas pangsa pasar perbankan syariah,” jelas Ngatari.
Tahun ini, Ngatari juga menggarisbawahi bahwa BSI terus optimalisasi pengembangan potensi bisnis UKM di wilayah-wilayah industri yang memiliki potensi besar. Langkah ini mencakup peningkatan pembiayaan, pemeliharaan kualitas dan kapasitas tenaga pemasar BSI, serta penerapan pendekatan selektif dalam penetapan pasar. Selain itu, BSI juga mempercepat proses bisnis melalui digitalisasi sehingga keputusan dalam menerima bisnis dapat diambil dengan cepat dan efisien.
Tidak hanya itu, Ngatari mengatakan bahwa saat ini perseroan memiliki 1.000 jaringan outlet yang dapat diakses oleh calon nasabah UKM untuk mendapatkan pembiayaan syariah serta pengembangan talenta UKM melalui program Talenta Wirausaha BSI dan BSI Aceh Muslimpreneur.
“Saat ini, kami juga telah mendirikan pusat inkubasi UMKM melalui BSI UMKM Center yang berlokasi di tiga kota yaitu Aceh, Yogyakarta, dan Surabaya. Selanjutnya, BSI berencana untuk membangun UMKM Center di wilayah-wilayah strategis dengan jumlah UMKM yang memiliki potensi besar untuk akses yang lebih mudah di masa mendatang,” kata Ngatari.
BSI UMKM Center merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui pemberian pelatihan, pembinaan, dan pendampingan serta menjadi tempat untuk berkonsultasi terkait bisnis UMKM. BSI juga menjadi fasilitator untuk membantu UMKM binaan agar mendapatkan sertifikasi halal. Hingga 31 Desember 2023, jumlah UMKM binaan BSI UMKM Center sebanyak lebih dari 3.000 nasabah dengan outstanding pembiayaan hingga Rp36,8 miliar.
Pada tahun lalu, pembiayaan SME di BSI tumbuh dengan baik. Hingga Desember 2023, pembiayaan SME perseroan mencapai Rp19,35 triliun atau 8% dari total pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp240,32 triliun. Pembiayaan SME BSI berfokus pada bisnis-bisnis yang resilience, kuat dan sustainable dan tersegmentasi di pembiayaan modal kerja, investasi perorangan, dan badan usaha dengan limit pembiayaan mulai dari Rp200 juta sampai dengan Rp250 miliar. Selain tumbuhnya Outstanding Pembiayaan, Kualitas Pembiayaan SME juga membaik. Meningkatnya Outstanding & Membaiknya Kualitas Pembiayaan, membuat Segmen SME menghasilkan profit yang baik, dan hal ini membuktikan bahwa SME merupakan segmen yang menguntungkan.
“Digital, sustainable, dan bankable menjadi beberapa kunci bagi UMKM untuk dapat dengan cepat mengakses layanan perbankan. Oleh karena itu, kami terus mendorong peningkatan kapasitas UMKM agar dapat beradaptasi dengan era digital, baik dari segi kapasitas keuangan maupun akses digital,” ujar Ngatari.
Selain itu, saat ini BSI juga telah meluncurkan portal UMKM dan Salam Digital, sebuah platform yang dirancang untuk mendukung para pelaku UMKM Indonesia dalam meningkatkan kualitas produk lokal mereka sehingga mampu bersaing di pasar global.