PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) dikabarkan telah mendapatkan lampu hijau dari Menteri BUMN Erick Thohir untuk melakukan akuisisi bank syariah.
Adapun kabar tersebut telah dikonfirmasi oleh Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya yang mengikuti analis meeting BBTN pada Senin (27/11/2023). Kepada Bisnis dia mengatakan bahwa orang nomor satu di Kementerian BUMN itu telah memberikan sinyal positif.
“Iya [dapat sinyal positif dari Erick Thohir],” katanya kepada Bisnis pada Selasa (28/11/2023).
Adapun manajemen BBTN tidak mengungkapkan bank syariah yang telah menjadi target akuisisi. Andrew pun menambahkan jika akuisisi tersebut masih dalam proses awal.
“Baru diskusi dengan Pak Erick Thohir. Akuisisinya belum selesai,” imbuhnya.
Andrew sejauh ini belum dapat memberikan proyeksinya terkait aksi korporasi yang akan digelar oleh BBTN. Pasalnya perusahaan yang akan diakuisisi belum diketahui valuasi dan strukturnya.
Sementara itu tim riset BRI Danareksa Sekuritas yakni Victor Stefano dan Naura Reyhan meyakini perseroan akan mendapatkan manfaat dari insentif PPN di tengah niatnya untuk meningkatkan pinjaman hipotek non-subsidi dan potensi penurunan suku bunga.
“BBTN bertujuan untuk terus meningkatkan kredit non-perumahan dengan meningkatkan pinjaman nasabah yang berasal dari inisiatif digital, pinjaman komersial dengan pusat UMKM, dan pinjaman korporasi yang menyasar pengembang konglomerat. Manajemen. memperkirakan pertumbuhan KPR non-subsidi akan didorong oleh insentif PPN pada 2024,” ungkapnya.
Selain itu, Manajemen BBTN mengharapkan penjualan dan pemulihan aset non-inti pada kuartal IV/2023. BBTN menargetkan untuk menyelesaikan penjualan aset massalnya pada bulan Desember 2023 senilai Rp860 miliar.
Dengan begitu, diharapkan dapat menurunkan NPL sebesar 25-27bps, dan kemungkinan sekitar Rp1 triliun pada 2024. Tim riset BRI Danareksa juga mengharapkan pemulihan piutang Jiwasraya sebesar Rp250 miliar pada Desember ini yang seharusnya memberikan tambahan pendapatan operasional lainnya untuk meningkatkan laba bersih.
Panduan perusahaan untuk laba bersih kuartal IV/2023 sebesar Rp975 miliar atau naik 16% qoq.
BBTN melaporkan laba bersih kuartal III/2023 sebesar Rp838 miliar naik 25% qoq atau 4% yoy sehingga laba bersih selama 9 bulan menjadi Rp2,3 triliun naik 2% yoy.
Pinjaman perumahan dan non-perumahan melanjutkan pertumbuhannya yang kuat. Manajemen mempertahankan panduan pertumbuhan pinjaman sebesar 10-11% pada 2023 karena mampu meningkatkan pinjaman menjadi Rp318 triliun yang naik 9.9% yoy di kuartal III/2023, didorong oleh pinjaman non-perumahan yang tumbuh 23% yoy, sedikit diimbangi oleh penurunan pinjaman konstruksi sebesar 11% yoy.
“Peringkat dan target harga kami sedang ditinjau. BBTN saat ini diperdagangkan pada PBV sebesar 0,6x berdasarkan perkiraan konsensus FY24F, penurunan yang cukup besar dibandingkan bank-bank 4 besar yang berdagang pada 1,2-4,1x,” pungkasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn