Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyampaikan dalam 5 tahun ke depan, BSN diharapkan memiliki aset mendekati Rp200 triliun. Dengan demikian, BSN dapat menjadi bank syariah kedua terbesar di Tanah Air, setelah PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI.
“Keyakinan nasabah, kepercayaan, dan persepsi mengenai bank syariah itu kami bangun. Untuk size-nya mendekati BSI, setidaknya kami lihat dalam 5 tahun aset mendekati Rp200 triliun,” paparnya di sela forum Media Gathering BTN 2025: Energi Baru BTN Perkuat Transformasi Berkelanjutan di Bandung, Jawa Barat, Jumat (19/9/2025).
Menurutnya, potensi pengembangan perbankan syariah di Indonesia sangat besar. Ada sekitar 20% masyarakat yang menginginkan layanan keuangan syariah secara keseluruhan. Dengan lepasnya BSN dari BTN, segmen potensial ini dapat menjadi calon nasabah baru.
Di sisi lain, untuk mengembangkan ekosistem layanan keuangan syariah yang sehat di Indonesia, setidaknya dibutuhkan 3—4 bank syariah besar. Dengan demikian, bank-bank syariah dapat berkompetisi dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
BTN juga mengembangkan transaksi yang seamless melalui aplikasi Bale by BTN. Per Juni 2025, jumlah pengguna mencapai 2,7 juta akun dan nilai transaksi Rp43,1 triliun. Ke depannya, BSN diharapkan mengembangkan Bale versi syariah.
SPIN-OFF
Nixon menyampaikan pemisahan unit usaha syariah (UUS) atau spin-off BTN Syariah menjadi Bank Syariah Nasional (BSN) akan dilakukan melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 19 November 2025.
Untuk membentuk rasio kecukupan modal (CAR) 18%-20%, dibutuhkan modal inti sekitar Rp6,5 triliun. Sumber dana berasal dari modal inti BSN senilai Rp1,6 triliun, modal UUS BTN sekitar Rp4 triliun, dan sisanya sekitar Rp1 triliun akan disetor oleh BTN.
“Jadi, rencananya 19 November RUPSLB, membahas spin-off UUS BTN, sekaligus injeksi modal untuk mencapai CAR BSN yang ideal. Setelah itu, secara resmi hak dan kewajiban UUS BTN, berpindah ke BSN,” tuturnya.
Dari sisi kinerja pada semester I/2025, UUS BTN mencatatkan pertumbuhan yang melampaui induk usahanya BTN. Total aset naik 18% year on year (YoY) menjadi Rp66 triliun, pembiayaan tumbuh 17% menjadi Rp48 triliun, dan dana pihak ketiga (DPK) naik 19,8% menuju Rp55 triliun.
Profitabilitas juga naik 8,3% ke level Rp401 miliar. Sampai akhir 2025, diharapkan laba bersih meningkat menjadi Rp900 miliar.
BULION BANK
Direktur Utama BSN Alex Sofjan Noor menyampaikan pihaknya dalam proses mengembangkan aplikasi mobile banking syariah. Harapannya, aplikasi tersebut dapat diluncurkan pada Desember 2025.
Dia menegaskan fokus bisnis BSN ke depannya tentunya masih berkaitan dengan BTN, yakni terkait pembiayaan perumahan. Perusahaan juga berencana mengembangkan segmen bulion bank, yang mencakup cicilan emas, tabungan emas, hingga gadai emas.
“Bulion bank akan kami luncurkan sebentar lagi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di segmen syariah. Layanan seperti gadai emas, tabungan emas, cicilan emas ini, tidak dimiliki bank konvensional,” paparnya.
Dari sisi kinerja, Alex Sofjan Noor optimistis penurunan BI Rate dapat membuat kualitas pembiayaan membaik. Oleh karena itu, margin bunga bersih (NIM) terjaga dan target laba Rp900 miliar pada 2025 dapat tercapai.
Sumber Bisnis, edit koranbumn
















