Sempat mati suri akibat pandemi COVID-19, usaha jamur tiram di Desa Keban Agung, Muara Enim, kini bangkit berkat bantuan dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Usaha Mikro dan Kecil (UMK) jamur tiram di Desa Keban Agung ini bergabung menjadi mitra binaan PTBA sejak 2020 dan diberi nama Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Jamur.
“Usaha kami sempat vakum saat pandemi COVID-19, mandek. Tim Sustainability PTBA lalu membantu kami. Dari situ kami bangkit, kami lalu merambah ke produk olahan,” kata Ketua SIBA Jamur, Rahmawati.
Usaha jamur tiram kian berkembang dan merambah ke produk-produk olahan. Rahmawati dan kawan-kawan mengolah jamur tiram menjadi stik, keripik, cireng, hingga pangsit jamur. “PTBA membantu pemasaran misalnya melalui pameran, kunjungan tamu perusahaan, dan sebagainya,” Rahmawati menuturkan.
Dengan dukungan dari PTBA, SIBA Jamur melakukan penjualan secara online untuk memperluas jangkauan, yakni melalui media sosial dan aplikasi PaDi UMKM. Hasilnya, omzet SIBA Jamur tumbuh 30 persen sejak 2020.
“Tadinya kita tidak terlalu banyak koneksi. Dengan kita menjadi UMK binaan PTBA, jadi lebih banyak koneksi. Kenaikan omzet kami juga naik sampai 30 persen,” Rahmawati menjelaskan.
Dia menambahkan, pelatihan rutin diberikan Rumah BUMN Bukit Asam agar SIBA Jamur semakin kompetitif. “Pelatihan yang diberikan sesuai kebutuhan, misalnya untuk packaging, managerial dan digital marketing,” ujarnya.
PTBA juga membantu SIBA Jamur dalam perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan sertifikasi halal. Awalnya hanya beranggotakan tujuh orang, Rahmawati mengungkapkan, sekarang SIBA Jamur memberdayakan 15 orang. Sebanyak 12 orang di antaranya adalah ibu rumah tangga.
“Harapan ke depan, kami ingin jamur ini menjadi salah satu ikon Tanjung Enim, mendukung Program Tanjung Enim Kota Wisata yang dicanangkan PTBA dan Pemerintah kabupaten Muara Enim,” tutupnya.