Perum Bulog memastikan stok beras mencukupi selama masa pandemi Covid-19, Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik, Bulog, Tri Wahyudi Saleh mengatakan, saat ini stok beras yang ada di Bulog mencapai 1,4 juta ton beras.
“Dan Bulog masih serap dari petani setara beras 5.000 ton per hari dan masih terus serap sampai panen berkurang atau selesai,” kata Tri
Tri mengatakan, dengan adanya stok beras dan serapan beras yang dilakukan selama panen raya, maka akan dapat mencukupi pasokan beras hingga akhir tahun.
Lebih lanjut, Tri menyebutkan, sampai saat ini tidak ada masalah dalam distribusi beras pada beberapa wilayah yang telah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sebab, distribusi pangan termasuk yang dikecualikan dalam PSBB.
“Bulog sudah koordinasi dengan Satgas pangan Mabes Polri Pusat maupun Daerah,” ucap dia.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menargetkan, dapat melakukan serapan beras mencapai 1,4 juta ton pada tahun ini.”Target 1,4 juta ton penyerapan” kata Budi.
Budi menyebutkan, selama bulan April 2020, Perum Bulog menargetkan penyerapan gabah atau beras dalam negeri sebanyak 222.000 ton. Kemudian selama bulan Mei 207.000 ton beras, dan bulan juni 148.000 ton.
“Dengan demikian, jumlah target waktu pengadaan selama 3 bulan tersebut mencapai kurang lebih 61% dari total target 2020,” ungkap dia.
Sementara itu, Ketua Bidang Kemaritiman, Pertanian, Kehutanan & Lingkungan Hidup, Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi), Robert Muda Hartawan mengatakan, pihaknya siap mendukung langkah pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan utama, khususnya beras.
Robert meminta pemerintah mendukung produsen bahan pangan untuk tetap bisa beroperasi, baik petani, nelayan, maupun peternak. Khususnya melalui kredit usaha rakyat (KUR). Pasalnya, sejak adanya PSBB, mengakibatkan kebanyakan masyarakat tidak dapat bekerja dan memperoleh penghasilan sebagaimana mestinya.
Robert berharap pemerintah memberikan keberpihakan dan dukungan insentif bagi pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Lalu memastikan jalur distribusi yang memadai dan terjangkau, sehingga bisa memangkas biaya logistik. Termasuk intervensi pemerintah dalam menjamin keamanan dan kenyamanan jalur distribusi yang dipastikan akan menghilangkan ekonomi biaya tinggi.
“Hipmi siap menjadi bagian ekosistem platform dari hulu sampai hilir. Dari produksi komoditas, pembuatan nilai tambah dan supply chain sampai ke end user untuk sektor pangan,” ucap Robert.
Sumber Kontan, edit koranbumn