Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh memastikan ketersediaan beras Bulog menjelang perayaan Natal dan tahun baru 2018 masih mencukupi. Setidaknya, stok dapat memenuhi kebutuhan operasi pasar dan keperluan lain sampai dengan Maret 2019 atau sampai memasuki musim panen yang akan dimulai sekitar Februari 2019.
Dengan stok yang cukup, Tri mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dan dapat melaksanakan hari besar keagamaan serta tahun baru dengan tenang. “Seluruh stok juga dipastikan tesebar di gudang-gudang Bulog di seluruh pelosok tanah air,” tuturnya ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (18/11).
Tri menjelaskan, pihaknya sudah mendistribusikan stok beras sekitar 2,5 juta ton menjelang perayaan Natal dan tahun baru. Agar lebih tepat sasaran, Bulog juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dan reserse kriminal khusus (reskrimsus) Polda dalam pengawasan dan pemantauan distribusi. Jumlah tersebut diyakini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sampai musim panen berikutnya.
Tri optimistis, penyebaran beras itu dapat membantu menstabilkan harga. Dalam menyuplai beras, Bulog melakukannya dalam tiga mekansime, yakni operasi pasar bersama satgas pangan, langsung di pasaran dan operasi pasar di tingkat kelurahan.
Dalam rangka stabilisasi harga beras medium, Tri menambahkan, Perum Bulog terus melakukan Gerakan Stabilisasi Harga Beras melalui penjualan beras medium cadangan beras pemerintah (CBP) melalui berbagai pihak. Yakni, distributor, mitra bulog, pasar-pasar strategis di itngkat kabupaten/kota.
“Outlet Rumah Pangan Kita (RPK), Toko pangan Kita(TPK), sinergi BUMN Pangan juga kami libatkan,” ujarnya.
Untuk mengurangi permintaan beras ke pasar oleh masyarakat, Bulog juga bekerja sama dengan pemerintah daerah menjual beras medium CBP di tingkat kelurahan dan desa-desa. Selain menjual beras medium, Tri mengatakan, Bulog juga melakukan penjualan beras komersial premium dalam ramgka mengganduli harga beras premium di pasaran.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih memprediksi, harga komoditas pangan menjelang Natal dan tahun baru akan cenderung naik. Prediksi ini disampaikannya berdasarkan catatan dan kecenderungan menjelang hari-hari besar, di mana permintaan biasa mengalami peningkatan.
Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan sudah mengantisipasi dengan dua cara. Pertama, memastikan ketersediaan barang cukup, sehingga pasokan tidak terganggu. “Caranya, melalui koordinasi dengan dinas-dinas di seluruh Indonesia yang melaporkan posisi stok di daerah masing-masing,” ujar Karyanto ketika dihubungi Republika.co.id pada Rabu (7/11).
Selanjutnya, dari hasil koordinasi tersebut, pemerintah akan mengetahui dan memetakan daerah mana yang mengalami surplus dan defisit komoditi pangan. Dengan begitu, Karyanto menjelaskan, daerah yang komoditinya berlebih atau surplus dapat digeser ke darah defisit. Ini dilakukan agar terjadi keseimbangan stok.
Sumber Republika.co.id