Kementerian BUMN berkomitmen untuk mendorong peningkatan rasio elektrifikasi menggunakan energi baru dan terbarukan sehingga menciptakan efisiensi. Hal tersebut juga termasuk dalam salah satu prioritas pengembangan di Tanah Air.
“Energi baru dan terbarukan itu keharusan karena memang sudah menjadi komitmen pemerintah,” ujar Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menyatakan bahwa untuk mendapatkan ekonomi yang kuat, Indonesia membutuhkan alternatif sumber energi. “Energi yang terbarukan sangat dibutuhkan oleh Indonesia,” ujarnya.
Pemerintah menargetkan penyebaran elektrifikasi ke seluruh wilayah Indonesia. Rasio elektrifikasi ditargetkan dapat mencapai 97% pada 2019. Angka tersebut mengingkat dari rasio pada 2014 sebesar 84% dan 2017 sebesar 95%.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, BUMN di sektor energi dan kelistrikan, yakni PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) juga melakukan penandatanganan kerja sama investasi dalam Indonesia Investment Forum (IIF) 2018, yang juga termasuk dalam rangkaian acara Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 di Nusa Dua Bali.
Pertamina menandatangani kerja sama investasi senilai US$6,5 miliar dengan CPC Corporation. Selain itu, Pertamina juga menandatangani kerangka kerja dengan ENI S.p.A untuk proyek konversi Green Refinery Pertamina (konversi dari kilang konvensional menjadi biorefinery melalui teknologi paten milik ENI).
Adapun PLN, menandatangani kerja sama investasi dengan KfW senilai EUR150 juta. Sebelumnya, PLN menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) atau Power Purchase Agreement (PPA) dua pembangkit energi baru terbarukan dengan total kapasitas 2 megawatt (MW). Pembangkit EBT tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Tamiyang Layang berkapasitas 1 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sita-Borong 2×0,5 MW.
Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Machnizon Masri menegaskan pengembangan energi baru dan terbarukan di PLN adalah prioritas.
“Pengembangan energi baru dan terbarukan menjadi prioritas bagi PLN karena dapat mengurangi penggunaan BBM pada pembangkitan. Ini juga merupakan perwujudan misi perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan,” ungkapnya.
Data Kementerian BUMN menunjukkan, per Juni 2018 tercatat ada 24 juta pelanggan listrik berdaya 450 VA dan 79.799 desa yang memiliki listrik
Selain itu, Indonesia telah memiliki pembangkit listrik berkekuatan total 56.246 MW dan 8.594 jalur transmisi. Selanjutnya produksi panas bumi di Indonesia tercatat mencapai 1.949 MW dan menjadikan Tanah Air sebagai produsen panas bumi nomor dua di dunia.
Data-data tersebut juga ditampilkan dalam Indonesia Pavilion yang dapat dipantau oleh delegasi dari 189 negara dalam Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018, di Nusa Dua, Bali.
Sumber bisnis.com