Kementerian BUMN berkomitmen dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sebagai penggerak ekonomi dan agen pembangunan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara konsisten membaca dan membuka peluang kerja sama dengan mitra domestik maupun asing sejalan dengan transformasi bisnis yang mendukung pengembangan ekonomi berkelanjutan. Dengan inovasi model bisnis yang diusung Menteri BUMN Erick Thohir, BUMN dituntut untuk membangun ekosistem keuangan yang berkelanjutan berdasarkan prinsip Environmental Social Governance (ESG) yang mengedepankan tiga kriteria utama dalam investasi, yaitu hubungan perusahaan dengan lingkungan (Environment), masyarakat (Social), dan juga manajemen yang transparan (Governance).
Wakil Menteri BUMN, Rosan Roeslani menjelaskan, “Implementasi ESG berperan dalam mendorong pengembangan UMKM serta green financing di Indonesia. Per Juni 2023, jumlah debitur Ultra Mikro telah mencapai sekitar 29,5 juta debitur. Selain itu, dalam rangka mendukung penerapan ESG, pada Triwulan II 2023 Himbara telah menyalurkan green financing dengan total sebesar kurang lebih Rp906,9 Triliun. Selain itu, BSI juga telah menyalurkan sustainable financing sebesar Rp51,46 Triliun pada Kuartal I.”
Sustainable & innovative financing menjadi salah satu bahasan utama dalam ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF): Implementation of the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific di Jakarta pada tanggal 5-6 September 2023 mendatang. Sustainable & innovative financing diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam ekosistem bisnis yang menantang melalui serangkaian upaya untuk menjaga stabilitas berkelanjutan saat menghadapi tantangan dan perubahan.
“Sustainable & innovative financing diharapkan mampu mendorong para BUMN maupun para pelaku bisnis, tak terkecuali UMKM di berbagai sektor untuk dapat tumbuh secara merata dan menjadi yang terdepan di level internasional,” tutur Wakil Menteri BUMN, Rosan Roeslani.
Integrasi PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) ke dalam PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk/”BRI” sebagai anggota Holding Ultra Mikro merupakan salah satu upaya mendukung sustainable financing untuk meningkatkan ekonomi Indonesia melalui eskalasi kelas bisnis UMKM dengan penyediaan layanan keuangan yang lengkap, terintegrasi dan memenuhi kebutuhan pelaku usaha di segmen ultra mikro. Holding Ultra Mikro ini diarahkan untuk mendukung perkembangan ekonomi berkelanjutan bagi UMKM dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui eskalasi kelas UMKM agar dapat memasuki pasar Asia Pasifik.
Holding Ultra Mikro diharapkan dapat menjadi katalis pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dengan memberdayakan dan memperluas akses layanan perbankan yang setara kepada masyarakat unbanked dan underbanked. Dampak finansial, sosial, dan ekonomi dari Holding Ultra Mikro kepada para nasabah juga cukup signifikan.
Sejak terbentuk pada 13 September 2021 hingga akhir Juni 2023, Holding Ultra Mikro oleh BRI sebagai induk bersama Pegadaian dan PNM telah berhasil mengintegrasikan lebih dari 36 juta nasabah pinjaman dan 162 juta nasabah simpanan mikro. Akses pembiayaan/pinjaman terhadap segmen ultra mikro tersebut akan terus ditingkatkan hingga 45 juta nasabah pada tahun 2024.
Guna meningkatkan inklusi keuangan dan memperluas akses terhadap penyediaan layanan finansial bagi nasabah ultra mikro, Holding Ultra Mikro terus memperluas kehadiran outlet Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM) yang saat ini telah mencapai lebih dari 1.013 unit di seluruh Indonesia, sebagai essential hubs dalam penyediaan layanan BRI, Pegadaian, dan PNM dalam satu pintu.
Pembentukan Holding Ultra Mikro sendiri adalah untuk melayani usaha ultra mikro dan UMKM secara terstruktur dengan memperluas jangkauan, memperdalam layanan keuangan formal dan memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan.
Selain Holding Ultra Mikro, PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang merupakan hasil merger dari anak usaha syariah BUMN Perbankan juga menjadi salah satu contoh inovasi yang mendukung sustainable financing. BSI, yang merupakan bank syariah terbesar di Indonesia ini merupakan hasil merger antara PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.
Hal ini merupakan inovasi untuk mengembangkan industri halal dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat keuangan syariah dunia. Merger ini juga dapat menjadi pendorong minat investasi masyarakat dalam memilih layanan perbankan yang berbasis syariah. Hingga Maret 2023, BSI memperoleh laba bersih sebesar Rp1,46 Triliun, yang mengalami kenaikan 47,65% dibanding tahun sebelumnya.
BSI terus berperan aktif dalam menyalurkan pembiayaan keuangan berkelanjutan sebesar Rp51,46 triliun hingga Maret 2023, atau 24,13% dari total pembiayaan BSI, serta secara konsisten mengimplementasikan green economy melalui berbagai program socioeconomic seperti penempatan Mesin Penukar Botol/Reverse Vending Machine di 33 titik lokasi di Jabodetabek & Bali serta 10 Desa BSI dengan penerima manfaat sebanyak 3.066 orang dengan total penyaluran sebesar Rp5,4 miliar.
BSI menerapkan konsep sustainable financing berbasis syariah yang mengusung konsep keseimbangan finansial, sosial, dan spiritual. Dari sisi spiritual, BSI mendukung program manajemen dan inovasi masjid, program Da’i, penyaluran zakat dan sebagainya. Dengan naiknya kontribusi zakat, BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia dapat semakin memberikan nilai lebih bagi masyarakat dan penerima zakat sesuai asnaf.
Sejalan dengan tujuan BSI menjadi bank syariah terkemuka di tingkat global, BSI bergerak memperluas dan mengembangkan layanannya dengan menggaet investor strategis dari Timur Tengah dan beberapa negara Muslim lainnya.
Pola sustainable & innovative financing yang dilakukan oleh BUMN ini diharapkan dapat terus dikembangkan, salah satunya di wilayah negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan Indo-Pacific. Untuk itu, diperlukan platform inklusif bagi sektor publik, BUMN, dan swasta dari negara anggota ASEAN dan mitra untuk terlibat dalam diskusi yang konstruktif, mengidentifikasi potensi proyek yang nyata, dan menghasilkan kerja sama yang konkret dalam mempromosikan kolaborasi di Indo-Pasifik melalui AIPF.
Keterlibatan sejumlah pemimpin negara, pimpinan organisasi dan perusahaan serta para pelaku industri di kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik pada AIPF diharapkan dapat menjadi inisiator dari berbagai kerja sama yang inklusif, baik dari sektor publik, BUMN, maupun swasta antar negara-negara ASEAN dan Indo-Pasifik, sehingga dapat menguatkan posisi ASEAN dan Indo-Pasifik dalam pertumbuhan ekonomi global.
AIPF dapat disaksikan secara live di akun YouTube Kementerian BUMN pada tanggal 5-6 September 2023 mendatang. Ikuti tagar #AIPF2023 #AIPFASEAN2023 dan #BUMNforASEAN di media sosial, serta situs web https://events.kemlu.go.id/aipf untuk informasi terkini tentang AIPF.
Sumber KBUMN