Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus komitmen untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani di Tanah Air. Caranya dengan menugaskan BUMN mengawal para petani sejak awal tanam hingga panen raya.
Hal ini disampaikan Menteri BUMN Rini Soemarno saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Gerakan Mengawal Musim Tanam (GMMT) OKMAR 2018/2019 Kabupaten Garut di Desa Leuwigoong, Kecamatan Leuwigoong Kabupaten Garut pada Jumat (19/01/2019).
Dalam kesempatan ini, Presiden Joko Widodo menekankan kewirausahaan pertanian sebagai program meningkatkan potensi pertanian dan membantu petani dari segi permodalan, pemberian penyuluhan bagi petani hingga pemasaran hasil pertanian sehingga memilki daya tawar yang baik yang pada akhirnya mampu mendorong kesejahteraan petani.
GMMT OKMAR 2018/2019 sendiri merupakan bagian dari rangkaian aktivitas dalam Program Kewirausahaan Pertanian dimana dalam program ini, PT Bank Negara Indonesia /BNI bersinergi dengan Kementerian Pertanian memastikan seluruh kegiatan produksi petani dapat dikawal sedini mungkin dalam hal penyediaan seluruh sarana dan prasarana produksi pertanian.
Di setiap lokasi GMMT aktivitas yang dilakukan meliputi pelaksanaan Padat Karya Tunai Normalisasi Saluran Irigasi (+/- 5 km), Penyaluran KUR & Kartu Tani serta kegiatan Tanam Massal.
“Saya memastikan petani di sini bisa mendapatkan bimbingan mulai dari masa awal tanam, bagaimana petani bisa mendapat sarana prasarana, bibit dan bimbingan usaha. Ini tidak terlepas juga dari keterlibatan BUMN dalam program-program yang terus bersinergi atau bekerja sama dengan kementerian terkait sebagai bagian dari program kewirausahaan pertanian,” ungkap Menteri Rini.
Dalam gerakan ini, sejak awal proses tanam petani diupayakan dapat terpenuhi kebutuhan budidaya secara tepat waktu, sehingga petani dapat berproduksi dengan baik. Dalam periode pelaksanaan budidaya tersebut petani akan dibimbing oleh penyuluh pertanian. Sedangkan pada saat panen, hasil gabah akan diserap oleh Mitra Bumdes Bersama (MBB) dan dilakukan kegiatan serap gabah oleh BUMN pangan yang ditunjuk yaitu BULOG, PPI, Sang Hyang Seri, Pertani, RNI dan Pupuk Indonesia Pangan atau PIP.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni mengungkapkan, program ini diharapkan dapat membantu petani sehingga lebih mandiri dan memiliki daya tawar lebih baik sehingga bisa memberikan kesejahteraan lebih baik kepada para petani.
Untuk menyukseskan Program Kewirausahaan Pertanian di Jawa Barat tersebut, BNI bekerjasama dengan PT Mitra Bumdes Bersama (MBB). Sampai dengan bulan Desember 2018, kegiatan Kewirausahaan Pertanian. Aktivitas yang sudah dilakukan meliputi penyediaan saprotan, penyerapan gabah kering panen petani sebanuak 8.099 ton, Penjualan beras 1.169 ton, hingga penyediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat.
Selain itu, Program Kewirausahaan Pertanian ini juga telah mengelola dan mengoperasionalkan Rice Mill Unit (RMU) modern yang sudah dibangun oleh BUMN. Program Kewirausahaan Pertanian juga mampu melakukan pendataan potensi petani yang ada di area kewirausahaan pertanian sebanyak 629.000 petani.
Dalam rangka Program Kewirausahaan Pertanian ini juga dilakukan Pemberian fasilitas KUR kepada petani yang berada dalam area kewirausahaan Pertanian sebesar Rp 207 miliar kepada 9.536 petani. Untuk mempermudah apliasi KUR dan monitoring produksi pertanian telah difasilitasi dengan fasilitas digital melalui aplikasi Logistik Tani (Logtan).
“Kami memastikan agar para petani mendapatkan akses pembiayaan yang murah, mudah, disertai pendampingan selama musim tanam Oktober – Maret. Pada saat panen pun, petani dipastikan akan mendapatkan pembeli siaga atau Offtaker bagi petani sektor tanaman pangan di berbagai daerah sentra pangan di Indonesia, “ungkap Baiquni.
Ia juga menegaskan, gerakan ini merupakan wujud kontribusi BNI untuk mensejahterakan petani, melalui penyediaan akses permodalan yang mudah dan murah di sektor pertanian dan perkebunan. Gerakan ini diharapkan menjadi salah satu penopang program pemerintah dalam upaya meningkatkan produktivitas petani, pemerataan pendapatan, dan pengentasan kemiskinan.
Dalam kesempatan ini juga BNI memberikan bantuan CSR berupa 5 (lima) unit hand tractor dan kegiatan Padat Karya Tunai (PKT). PKT dilakukan antara lain untuk menyediakan berbagai prasarana pendukung kawasan pertanian yang diikutsertakan dalam Gerakan Mengawal Musim Tanam OKMAR 2018/2019 ini.
BUMN Shop
Dalam rangka memajukan perekonomian Desa di Garut, Kementerian BUMN berkolaborasi dengan tujuh perusahaan negara meluncurkan program BUMN Shop, yang operasionalnya bersinergi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Ketujuh BUMN dimaksud yakni Bank BNI, Pertamina, Pupuk Indonesia, PPI, Kimia Farma, Bulog, dan Telkom.
BUMN Shop adalah layanan one stop service di desa dengan layanan antara lain layanan perbankan, sembako dan produk UMKM, obat-obatan, kebutuhan pulsa dan internet, penyediaan produk BBM dan LPG, hingga kebutuhan Pupuk.
Program BUMN Shop merupakan inisiasi bersama antara Kementerian BUMN dengan Kementerian Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, dengan menggandeng BUMDes sebagai motor penggeraknya.”
“Tahap awal sudah kita lakukan di 15 Desa di Sukabumi dan kali ini di Garut. Harapannya roduk-produk pertanian bisa dijual. Saya tentunya akan terus mengawal dan mednorong BUMN dalam sehingga kesejahteraan masyarakat bisa meningkat, “ tegas Menteri Rini.
Produk yang dijualdi BUMN Shop adalah barang-barang kebutuhan utama masyarakat yang diproduksi oleh BUMN antara lain Kebutuhan Pangan, Bahan Bakar, obat obatan, sarana pertanian, telekomunikasi, serta dilengkapi dengan kebutuhan harian lainnya.
Didalam BUMNshop juga dijual produk lokal dan unggulan daerah yang dihasilkan oleh masyarakat setempat. Dengan demikian maka produk yang dihasilkan dari Program Kewirausahaan Pertanian dapat dijual secara langsung di jaringan BUMNshop.
Sumber KementerianBUMN / edit koranbumn