Emiten perbankan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) akan melakukan pembelian kembali (buyback) dengan jumlah sebanyak-banyaknya Rp 2 triliun.
Adapun jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari modal disetor.
“Berasal dari kas internal perseroan, termasuk biaya pembelian kembali saham,komisi pedagang perantara serta biaya lain berkaitan dengan Pembelian Kembali Saham,” tulis manajemen Bank Mandiri dalam keterbukaan informasi yang disampaikan Jumat (20/3).
Aksi buyback saham yang berlangsung pada 20 Maret 2020 hingga 19 Juni 2020 itu akan membeli sahamnya dengan harga yang dianggap wajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Adapun aset dan ekuitas akan menurun hingga Rp 2 triliun karena BMRI akan buyback menggunakan kas internal.
Melihat hal ini, jumlah aset diprediksi akan menurun menjadi Rp 1,32 triliun dari jumlah aset sepanjang 2019 yang tercatat Rp 1,32 triliun. Ekuitasnya akan menjadi Rp 207,04 miliar dari sebelumna Rp 209,03 miliar.
Akan tetapi untuk laba bersih tahun berjalan masih akan sesuai dengan target BMRI. Tahun lalu, laba bersih BMRI tercatat Rp 27,48 miliar. Untuk laba per saham BMRI diproyeksi akan mengalami kenaikan Rp 4,29 menjadi Rp 593,19 dari sebelumnya Rp 588,9.
BMRI yakin aksi ini tidak akan berpengaruh negatif terhadap kegiatan usaha,sebab BMRI memiliki modal dan cash flow yang cukup untuk melaksanakan pembiayaan transaksi bersamaan dengan kegiatan usaha.
Sekadar informasi, langkah buyback diambil emiten plat merah itu melihat kondisi pedagangan saham di Bursa Efek Indonesia terus mengalami tekanan sejak awal tahun.
Hingga penutupan perdagangan sesi I Jumat (20/3), IHSG tertekan hingga 35,95%. Sementara, saham BMRI ikut tergerus hingga 41,89% secara year to date.