Belum lama ini, Pemerintah telah mengumumkan nama calon operator Pelabuhan Patimban yang telah lolos tahap prakualifikasi. Adapun Konsorsium CTCorp Infrastruktur Indonesia menjadi satu-satunya nama yang lolos tahap prakualifikasi lelang operator Pelabuhan Patimban, Subang Jawa Barat.
Calon perusahaan operator yang lolos tahap pra kualifikasi proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Patimban, Jawa Barat, yang dilaksanakan dengan pendampingan bersama Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) berasal dari Konsorsium Patimban yang terdiri dari PT CTCorp Infrastruktur Indonesia, PT Indika Logistic & Support Services, PT U Connectivity Services, dan PT Terminal Petikemas Surabaya.
Sebelumnya, lelang dibuka pada 30 September 2020 dan pada saat itu diharapkan banyak perusahaan dan konsorsium yang mendaftar. Pada akhir masa pendaftaran pada 14 Oktober 2020, ada 10 perusahaan yang ikut serta mengambil dokumen lelang.
Kesepuluh badan usaha peserta yang mendaftar dan mengambil dokumen prakualifikasi tender operator Patimban yakni PT Indika logistik Support Services; PT Samudera Terminal Indonesia; PT CTCorp Infrastruktur Indonesia; PT UC Services; PT Hasnur Jaya International; PT Hasnur Resources Terminal; PT Wahyusamudra Indah; PT Kaltim Kariangau Terminal; PT Waskita Karya Infrastruktur; dan PT Temas Tbk. Akan tetapi, badan usaha yang memasukkan dokumen lelang sebanyak lima peserta yang terdiri dari tiga perusahaan konsorsium dan dua perusahaan tunggal.
Menanggapi tidak adanya nama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), terutama PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) yang merupakan satu-satunya Terminal Kendaraan di Indonesia, Ary Henryanto, Direktur Utama IPCC mengatakan, “IPCC sampai dengan ditutupnya lelang (Kamis, 15/10) tidak mendaftar. Kami sedang fokus untuk menghadirkan layanan yang prima dan standardisasi kemitraan yang saling menguntungkan.”
Dengan kemunculan Pelabuhan Patimban yang digadang-gadang akan menjadi Pelabuhan besar di Indonesia menyamai Pelabuhan Tanjung Priok tentunya dapat tercipta persaingan yang akan menciptakan pasar yang sehat, terdapatnya kompetisi dan motivasi untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, sehingga ada perbandingan antara operator satu dengan operator lainnya.
Ary kembali menjelaskan bahwa lelang Pelabuhan Patimban merupakan kesatuan paket dimana di dalamnya calon operator Patimban diharuskan untuk menyediakan sarana dan prasarana fasilitas suprastruktur, pengoperasian Terminal Peti Kemas, pengoperasian Terminal Kendaraan, dan layanan kepelabuhan lainnya yang terdapat dalam proposal lelang yang ditetapkan oleh KPBU dengan biaya investasi Rp16,01 triliun.
“Ketimbang memikirkan biaya investasi yang besar tersebut maka kami selaku jajaran Direksi lebih mengedepankan sejumlah strategi untuk perbaikan, pengembangan, dan pertumbuhan IPCC. Kami berupaya untuk memperkuat fundamental Layanan Terminal dan Pengelolaan Perusahaan yang Efektif dan Efisien. Termasuk pada pengendalian biaya yang peruntukannya sesuai dengan kebutuhan operasional Perusahaan.” Tegas Ary.
Sebelumnya, disampaikan sejumlah hal strategis yang telah disiapkan oleh Direksi IPCC diantaranya, Operational excellence yang didukung oleh model operasi dan kemitraan yang clean and clear serta sistem ICT yang prima dan organisasi berbasiskan Planning and Control; Diversifikasi bisnis, Terminal to Door dan sebaliknya serta taylor made Layanan Terminal; Strategic Partnership (beraliansi) di dalam pengembangan bisnis terminal kendaraan di masa mendatang baik dengan Terminal Operator kelas dunia maupun Car Maker; dan Organisasi yang agile, efektif, dan efisien yang didukung oleh kompetensi dan keahlian yang memadai.















