Salah satu objek yang berada di Keraton Ratu Boko adalah Candi Pembakaran. Candi pembakaran terletak di sisi utara dataran tinggi yang berada di timur pintu gerbang utama Ratu Boko, atau tepatnya berada di bagian depan situs candi batu kapur. Struktur bangunan tersebut mirip dengan bagian dasar candi yang berbentuk teras yang berukuran 26 x 26 meter. Di tengah Candi Pembakaran ada lubang berbentuk persegi.
Bangunan tersebut konon digunakan sebagai krematorium atau tempat untuk pembakaran mayat. Sebutan ini didasarkan pada penemuan abu yang terdapat di sumuran candi sehingga orang-orang beranggapan bahwa bangunan ini pada masa lampau menjadi tempat pembakaran atau penyimpanan abu jenazah raja. Setelah diteliti seksama, abu tersebut adalah sisa pembakaran kayu dan tidak ada indikasi sebagai pembakaran tulang. Di bangunan candi pembakaran juga terdapat sumur yang berukuran 2,30 meter x 1,80 meter. Kedalaman air pada musim kemarau sekitar 2 meter sedangkan kedalaman sumur sekitar 5 meter dari muka tanah.
Air suci yang berada di sumur tersebut sampai sekarang masih digunakan untuk upacara keagamaan. Dahulu air dari sumur ini digunakan dalam kegiatan upacara keagamaan di Candi Pembakaran. Air sumur diyakini mengandung tuah. Pada saat dilaksananakan upacara Tawur Agung, satu hari sebelum hari raya Nyepi bagi umat Hindu, sumur ini diambil airnya untuk digunakan sebagai air suci. Air suci diambil dari sumur dengan menggunankan wadah berbentuk kendi, selanjutnya diberi doa dan mantra oleh para pendeta dan dibawa ke halaman Candi Prambanan yang menjadi tempat pelaksanaan upacara Tawur Agung.
Area Candi Pembakaran yang terletak di atas dataran tinggi, membuat para pengunjung dapat melihat pemandangan gerbang Kraton Ratu Boko yang tampat megah, terlebih jika dinikmati menjelang matahari terbenam. Pengunjung juga dapat melihat area alun-alun keraton yang luas dan hijau.
Sumber TWC edit koranbumn