Keberlanjutan program mitigasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Pertamina di Sungai Pakning Riau terus kedepankan aspek inovasi teknologi. Selain mengelola mitigasi karhutla berbasis masyarakat, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Dumai telah menciptakan inovasi “Nozzle Gambut” yang berfungsi mengatasi kebakaran lahan gambut lebih cepat melalui pemadaman bara api di dalam tanah gambut. Tak hanya mendukung program pemerintah Indonesia untuk mitigasi karhutla di Provinsi Riau, inovasi Nozzle Gambut juga memiliki keterkaitan dengan Tujuan Sustainable Development Goals ke-3 yaitu Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca melalui mitigasi re-fire lahan gambut. Bertepatan dengan Hari Pertambangan dan Energi yang jatuh pada tanggal 28 September, inovasi Nozzle Gambut Pertamina raih apresiasi Dharma Karya Muda 2021 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Indonesia.
Tim Pengembang Inovasi Nozzle Gambut Pertamina di Sungai Pakning Riau, David Marchelino Haryanto dan M Syahlan Dwi Putra S mengungkapkan bahwa fenomena kebakaran lahan gambut umumnya membutuhkan durasi yang sangat lama untuk dipadamkan. Hal ini karena karakteristik lahan gambut yang menyebabkan kebakaran yang terjadi tak hanya di permukaan tanah permukaan tanah (surface fire), melainkan juga terjadi pada dalam tanah gambut (underground fire). “Underground fire ini cukup berbahaya karena berpotensi mengakibatkan kebakaran ulang atau re-fire. Kini, Nozzle Gambut Pertamina hadir sebagai inovasi untuk mendinginkan underground fire tersebut, supaya tidak terjadi eskalasi api kebakaran,” jelas David Marchelino saat menerima penghargaan Dharma Karya Kementerian ESDM 2021 yang dihadiri oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Inovasi Nozzle Gambut Pertamina dilakukan melalui modifikasi variable nozzle agar sumber air bertekanan dapat diinjeksikan ke dalam tanah gambut. “Semula teknik pemadaman kebakaran gambut hanya berfokus pada surface fire atau fokus pada api di atas permukaan tanah. Melalui inovasi Nozzle Gambut, kini kita bisa turut memadamkan underground fire atau api di dalam tanah gambut,” jelas David.
Syahlan mengamini bahwa keunggulan Nozzle Gambut dibandingkan Nozzle biasa adalah kemampuannya dalam memitigasi re-fire. “Hal ini dimungkinkan karena adanya modifikasi stik Nozzle Gambut yang berfungsi untuk mengalirkan air ke dalam tanah saat ditancapkan ke tanah gambut melalui lubang pori-pori yang terdapat di ujung stik tersebut” jelas Syahlan. Untuk fleksibilitas pemadaman, stik Nozzle Gambut bisa dilepas dari rangkaian sehingga bisa menjadi Variable Nozzle biasa yang bisa melakukan pemadaman. Karena keunggulan desain tersebut, stik Nozzle Gambut dapat memadamkan api lebih cepat.
Komitmen Pertamina atasi karhutla melalui Nozzle Gambut dilakukan secara terintegrasi dengan tetap melibatkan kelompok masyarakat melalui kegiatan Corporate Social Responsibillity (CSR) “Masyarakat Peduli Api” (MPA). Disebutkan oleh Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI), Ifki Sukarya, melalui program MPA Pertamina telah berkontribusi menghibahkan Nozzle Gambut, memberi edukasi mitigasi karhutla, dan pelatihan pemadaman api. Ifki menambahkan bahwa guna memperluas dampak program Nozzle Gambut, Pertamina juga menggandeng Manggala Agni Provinsi Riau, Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan Indonesia yang dibentuk oleh Departemen Kehutanan sebagai mitra strategis.
“Khusus untuk penanganan karhutla, kelompok MPA ini didukung juga oleh pemerintah daerah. Program ini terus dikembangkan dimana telah dibuat kurikulum Lingkungan Peduli Api bagi sekolah di wilayah Kabupaten Bengkalis,” jelas Ifki. Diluar program tersebut, Pertamina melalui Unit Operasi di Sungai Pakning juga mengembangkan Kampung Gambut Berdikari, yang kegiatannya diperluas dengan pelatihan pemberdayaan ekonomi di lahan gambut melalui pertanian nanas. Hasil dari komitmen Pertamina atasi Karhutla secara terintegrasi adalah penghargaan PROPER Emas tahun 2020 yang kembali di terima oleh PT KPI melalui Unit Operasi di Sungai Pakning.
Ifki Sukarya melanjutkan bahwa momentum Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-76 diharapkan bisa memotivasi Pertamina untuk menjalankan bisnis secara berkelanjutan, termasuk dalam aspek mitigasi Karhutla. Disebutkan oleh Menteri ESDM, peringatan Hari Pertambangan dan Energi memiliki makna untuk memacu pelaku bisnis sektor energy untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam mengawal dan melakukan mitigasi sektor energi di tengah pandemi. “Sesuai dengan aspirasi pemerintah Indonesia, Nozzle Gambut hadir sebagai inovasi ditengah-tengah pandemi. Kami harapkan, inovasi Nozzle Gambut yang dikembangkan oleh PT KPI Unit Operasi Dumai dapat menjadi contoh baik dari sisi teknologi maupun pemberdayaan masyarakat bagi unit-unit operasi Pertamina lain agar dampak ESG-nya semakin luas,” pungkas Ifki.