Menteri BUMN Rini Soemarno memulai kegiatan peninjauan pembangunan jalan tol Trans-Sumatra dari Bakauheni hingga Palembang pagi ini, Rabu, 28 Agustus 2018.
Rini membuka kegiatan bertajuk Ekspedisi Tembus Tol Trans-Sumatra tersebut di Pelabuhan Merak, Banten sebelum menyeberang menuju Bakauheni, Lampung ke lokasi peninjauan.
Rencananya, Rini dan jajaran direksi BUMN yang terkait dengan pembangunan megaproyek jalan tol tersebut bakal menyusuri perjalanan darat sepanjang 450 kilometer pada ruas tol Trans-Sumatra dari Bakauheni sampai dengan Palembang.
Ekspedisi ini dilakukan dalam rangka meninjau perkembangan pembangunan jalan tol Trans-Sumatra serta kelanjutan dari kunjungan kerja Rini ke Lampung pada akhir Mei 2018 yang kala itu menekankan percepatan proyek jalan tol tersebut.
“Saya juga ingin memastikan bahwa proyek ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan serta menerapkan prinsip keselamatan kerja yang baik,” kata Rini seusai melepas Ekspedisi Tembus Tol Trans-Sumatra di Pelabuhan Merak, Banten.
Turut mendampingi Rini, antara lain Deputi Bidang Jasa Keuangan, Survei dan Konsultan Gatot Trihargo dan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha BUMN Aloysius Kiik Ro, Staf Khusus III Wianda Pusponegoro.
Selain itu, ada pula Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk. I Gusti Ngurah Putra, Dirut PT Hutama Karya Bintang Perbowo, Dirut Bank BNI Achmad Baiquni, Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmadja, Dirut BTN Maryono, Dirut Adhi Karya Budi Harto, dan Dirut PT Pembangunan Perumahan Tbk. Lukman Hidayat.
Rini juga mengatakan bahwa keselamatan kerja dalam pembangunan tol yang merupakan penugasan kepada PT Hutama Karya (Persero) tersebut harus diutamakan.
“Semoga tidak ada lagi masalah agar bisa segera selesai. Standar keselamatan kerja juga harus diutamakan. Untuk itu kami ingin tinjau langsung secara berkala,” ujarnya.
Kehadiran jalan tol Trans-Sumatra dapat mempersingkat waktu tempuh antardaerah di Sumatra, sekaligus akan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama untuk memaksimalkan sistem rantai pasok.
Selain itu, keberadaan jaringan jalan tol tersebut diharapkan dapat memberi dampak pada peningkatan nilai properti dan potensi pengembangan perumahan.
Sesuai dengan mandat Pemerintah RI yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 100/2014 yang diperbaharui melalui Peraturan Presiden No. 117/2015, Hutama Karya mendapat penugasan pembangunan dan pengusahaan 24 ruas Trans-Sumatra sepanjang kurang lebih 2.770 kiloemeter dengan prioritas padai 8 ruas sepanjang kurang lebih 644 km.
Kedelapan ruas prioritas tersebut ialah Medan—Binjai, Palembang—Indralaya, Pekanbaru—Dumai, Bakauheni—Tebanggi Besar, Terbanggi Besar—Pematang Panggang, Pematang Panggang—Kayu Agung, Palembang—Tanjung Api-Api, dan Kisaran—Tebing Tinggi yang ditargetkan selesai dibangun pada akhir 2019.
Sumber Bisnis.com