Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P Roeslani mengatakan, Indonesia kini berhasil masuk tiga besar dari total 90 peserta tender yang memperebutkan plot lahan favorit di kawasan Eastern Hindawiya, Makkah.
“Ada 90 bidder. Ya, infonya kemarin, infonya dari dalam, kita sudah tiga besar nih,” kata Rosan dalam agenda Rapimnas Kadin 2025, Selasa (2/12/2025).
Sebelumnya, CEO Danantara itu menjelaskan, rencana pembangunan Kampung Haji bermula ketika Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan ke Arab Saudi pada awal Mei.
Dalam pertemuan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), Indonesia menyampaikan keinginan untuk memiliki kawasan khusus pelayanan jemaah haji di Makkah dan Madinah.
“Ketemu Bapak Presiden, menampilkan keinginan untuk kita mempunyai kampung haji di Mekah, di Tanah Suci Makkah dan Madinah. Kemudian, malam akhirnya kita diundang makan. Di situ, Crown Prince [MBS] menyampaikan, oke, boleh,” ujarnya.
Namun, izin tersebut menuntut perubahan regulasi di Arab Saudi. Menurut Rosan, pada akhir Juli, pemerintah Saudi mengubah undang-undang yang memungkinkan institusi asing memiliki tanah dengan hak milik di Makkah dan Madinah. Aturan baru ini mulai berlaku pada Januari 2026.
“Alhamdulillah, ini suatu hal yang mungkin banyak yang enggak tahu. Undang-undang itu berubah, salah satunya karena masukan dari Bapak Presiden,” ujarnya.
Setelah regulasi disahkan, Indonesia kemudian dipertemukan dengan otoritas Royal Commission of Makkah (RCMC) untuk mengikuti proses tender. RCMC memberikan delapan plot lahan dan Indonesia memilih Plot Nomor 6, yang disebut sebagai lahan paling ideal.
“Dari 8 plot itu, kita pilih yang nomor 6. Ternyata plot nomor 6 ini yang paling favorit. Kenapa? Karena itu lahannya udah relatif rata dan agak kosong,” jelasnya.
Plot lain disebut memiliki kondisi berbatu dan membutuhkan waktu pembongkaran 3–4 tahun. Plot 6 juga berada pada lokasi strategis, hanya saja jaraknya 1,5–2,1 kilometer dari Masjidil Haram. Jarak ini disebut jauh lebih dekat dibandingkan lokasi akomodasi jemaah haji Indonesia saat ini, yang rata-rata 4,5–6 kilometer.
Rosan menegaskan bahwa sistem tender di Makkah berbeda dengan di Indonesia. Harga lahan sudah ditentukan oleh otoritas Saudi sehingga kompetisi sepenuhnya bertumpu pada kualitas rencana pembangunan serta desain masterplan yang diajukan.
“Harganya sudah ditentukan. Jadi kita tidak bidding naik-naikkan harga. Yang menentukan bedanya apa? Rencananya, master plan-nya, desainnya. Itu yang menentukan,” terang dia.
Total lahan yang ditenderkan Indonesia di Plot 6 mencapai 84 hektare, bersebelahan dengan proyek besar ‘Masar’, salah satu pengembangan kota modern di Makkah. Rosan mengungkapkan bahwa proses ini membuatnya beberapa kali harus melakukan perjalanan umrah untuk memantau perkembangan.
“Dalam tahun ini saya sudah empat kali umrah. Ntar Desember datang ke sana lagi,” katanya.
Dia berharap upaya panjang yang telah direncanakan sejak era Presiden Soeharto itu dapat terealisasi pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Insyaallah apa yang diimpikan oleh seluruh rakyat Indonesia sejak zaman Presiden Soeharto bisa terealisasi di zamannya Bapak Presiden Prabowo. Mari kita doakan,” ucapnya.
Jika tidak ada perubahan jadwal, pengumuman pemenang tender akan dilakukan pada akhir Desember 2025. Rosan menyampaikan harapan besar agar Indonesia mendapatkan lahan tersebut, mengingat jumlah jemaah Indonesia yang sangat besar, yakni sekitar 2 juta jemaah umrah per tahun dan 200.000–220.000 jemaah haji.
Sumber Bisnis, edit koranbumn













