Rosan menjelaskan, saat ini Danantara memiliki aset berjumlah triliunan dolar AS. Dengan jumlah tersebut, Rosan memperkirakan saat ini kontribusi dividen yang diperoleh Danantara adalah sekitar US$7 miliar atau setara Rp116,1 triliun (kurs US$1=Rp16.590).
Dia menuturkan, jumlah dividen yang dapat disetorkan Danantara akan naik ketika kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal itu, lanjutnya, juga akan memperkuat kemampuan Danantara untuk berinvestasi.
Adapun, Rosan yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi memproyeksikan, dividen yang disetorkan Danantara dapat naik hingga US$10 miliar atau setara Rp165,87 triliun dalam 5 tahun ke depan.
“Kalau melihat proyeksi lima tahun ke depan, dividen kami diperkirakan akan berada di kisaran US$7 miliar hingga US$10 miliar per tahun,” jelas Rosan dalam Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta pada Selasa (14/10/2025).
Rosan menambahkan, dengan proyeksi tersebut, Danantara diprediksi dapat berinvestasi hingga sekitar US$40 miliar tanpa menggunakan utang dan murni dari ekuitas.
Dia mengatakan, jika Danantara melakukan penarikan utang untuk menggenjot investasi (leverage) sebanyak empat hingga lima kali lipat, maka kapasitas investasi perusahaan dapat mencapai sekitar US$250 miliar dalam lima tahun ke depan.
Selain itu, Rosan mengatakan pihaknya kami juga dapat membentuk dana investasi bersama (joint fund). Rosan menambahkan, saat ini Danantara sudah memiliki joint fund dengan sejumlah sovereign wealth fund, seperti dari Qatar (QIA) dan China.
“Kami juga sedang dalam proses kerja sama dengan Uni Emirat Arab dan PIF (Public Investment Fund). Jadi, saya pikir langkah ini akan semakin memperkuat kemampuan investasi kami di masa mendatang,” tambahnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn
















