– PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) melalui anak usahanya PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) merealisasikan rencana divestasi dua anak usahanya, yakni PT Krakatau Daya Listrik (KDL) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI) senilai Rp3,24 triliun ke PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA).
KSI menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat atau Conditional Shares Sale and Purchase Agreement (CSPA) dengan TPIA, yang diikuti dengan perjanjian Shareholders Agreement (SHA) pada Selasa (3/1/2023).
Direktur Utama PT KSI Agus Nizar Vidiansyah menyampaikan penandatanganan CSPA dan SHA tersebut merupakan rangkaian dari proses divestasi saham KSI pada KDL dan KTI.
Dalam CSPA ini, disepakati rencana pembelian saham KSI di KDL oleh Chandra Asri sebesar 70 persen dan saham KSI di KTI oleh Chandra Asri sebesar 49 persen, dengan nilai total sebesar Rp3,24 triliun.
Berdasarkan website resmi perseroan, semula PT KDL merupakan salah satu divisi di bawah direktorat perencanaan PT KS. Saat itu, pabrik dan infrastruktur di kawasan industri baja terpadu membutuhkan pasokan listrik yang andal dari unit-unit independen. Untuk kebutuhan tersebut, PT KS membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 400 Megawatt (MW).
Pada 25 April 1995, Divisi PLTU 400 MW berubah status menjadi Unit Otonom PLTU 400 MW Krakatau Steel. Karena unit ini berpotensi berkembang menjadi perusahaan energi yang dihitung dari kapasitas pembangkit listrik, pengelolaannya dipisah.
Pemisahan ini sejalan dengan restrukturisasi yang dilakukan PT KS untuk seluruh unit otonomnya. Oleh karena itu, pada 28 Februari 1996, Unit Otonom PLTU 400 MW ditingkatkan statusnya menjadi Badan Usaha Mandiri dengan nama PT Krakatau Daya Listrik.
Demi menjaga kualitas dan kehandalan ketersediaan energi konsumen di kawasan industri, PT KDL membangun PLTGU PLTU berkapasitas 120 MW yang telah beroperasi sejak April 2015. Dengan combined cycle power plant (CCPP), maka PLTU tidak beroperasi.
Perkembangan kebijakan nasional terkait isu pemanasan global pun membuat PT KDL mulai bergerak ke bisnis energi baru dan terbarukan. Sebagai langkah awal, PT KDL membangun dan mengoperasikan PLTS Rooftop berkapasitas 102 kWp pada Juli 2020.
Sementara itu, pada 1978, KRAS memulai sebuah unit penunjang kegiatan operasional untuk menyediakan air bersih. Sebagian besar air bersih yang dihasilkan, digunakan untuk kebutuhan industri dan sebagian lain untuk kebutuhan masyarakat kota Cilegon.
Pada 28 Februari 1996, unit penunjang operasional ini menjadi anak perusahaan dengan nama PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI). Air baku yang diambil dari Sungai Cidanau bersumber dari danau alam Rawa Dano. Air kemudian dialirkan menggunakan pipa diameter 1,4m sepanjang ±28km untuk diolah menjadi air bersih di instalasi pengolahan Air Krenceng.
Kapasitas terpasang di instalasi pengolahan Air Krenceng adalah sebesar 2.000 liter per detik. Setelah instalasi pengolahan Air Cidanau dan Bendung Cipasauran selesai dibangun 2018, saat ini PT KTI dapat melayani lebih banyak kebutuhan air bersih. Kapasitas terpasang di Instalasi Pengolahan Air Cidanau adalah sebesar 600 liter per detik.
Sumber BIsnis, edit koranbumn