Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) Pandu Sjahrir membeberkan alasan pendirian universitas korporat (corporate university) Danantara Indonesia Academy. Lembaga ini ditargetkan rampung dalam dua tahun ke depan.
“Dalam dua tahun ke depan, kami ingin membuat universitas kelas dunia,” ujar Pandu dalam acara ImpactPreneurs Summit 2025, di Jakarta, pada Selasa, 29 Juli 2025, seperti dikutip dari Antara.
Danantara, kata Pandu, akan mengonsolidasikan semua universitas korporat yang ada di BUMN. Di Danantara Indonesia Academy akan ada pembelajaran umum (general learning) dan khusus (specialized learning).
Pandu menjelaskan persiapan Danantara Indonesia Academy masih dalam tahap penyusunan organisasi dan model operasional. Berikutnya akan dilakukan standardisasi operasi, integrasi aspek hukum, dan integrasi operasional sebelum beroperasi secara penuh.
Ia optimistis Danantara Indonesia Academy memungkinkan talenta unggul Indonesia menempuh pendidikan berkualitas tanpa perlu melanjutkan studi keluar negeri. Mereka pun diharapkan bisa bersaing secara kompetitif dengan universitas global dalam dekade berikutnya.
“Dengan itu, kalau kita ingin Indonesia menjadi negara seperti G7, kita harus memiliki universitas berskala global dan diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Kalau tidak, kita tidak akan maju,” kata Pandu.
Lebih jauh Pandu juga mendorong generasi muda Indonesia untuk membangun perusahaan rintisan (startup), dengan menekankan aspek sumber daya manusia dan pembangunan ekosistem.
Ia menyarankan para calon wirausaha untuk menggunakan paradigma baru dalam mengembangkan perusahaan rintisan, seperti fokus pada penciptaan nilai (value creation) serta membangun struktur yang adaptif dan terukur.
Pandu pun mengingatkan para calon pendiri perusahaan rintisan untuk berpikiran fleksibel dalam menerima masukan. “Perlakukan mitra pendanaan bukan hanya sebagai investor, tetapi sebagai partner. Mereka bisa sangat membantu, terutama di bidang SDM dan pembangunan infrastruktur perusahaan.”
Sumber Tempo, edit koranbumn














