PT Kereta Api Indonesia (Persero) memberikan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp100 juta untuk pengembangan Bank Sampah atau Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Simpangsari Peduli Lingkungan (Simpel) di Kel. Sukamiskin, Kec. Arcamanik, Kota Bandung. Bantuan CSR Program Bina Lingkungan tersebut diserahkan secara simbolis oleh tim CSR KAI kepada Ketua RW 01 sekaligus sekertaris pengolahan Bank Sampah Simpel, Wawan Setiawan, Jumat (11/12). Dukungan ini diberikan sebagai wujud KAI peduli lingkungan serta peningkatan ekonomi masyarakat.
“Kami mendorong program pengelolaan sampah ini agar terus berkembang karena selain bermanfaat untuk kelestarian lingkungan juga dapat menjadikan nilai tambah bagi masyarakat,” ujar VP Public Relations Joni Martinus
KAI menilai TPST Simpel memiliki fungsi yang penting dalam solusi permasalahan sampah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. TPST yang merupakan swadaya masyarakat ini menggunakan maggot Black Soldier Fly (BSF) sebagai media penghacur sampah organik. Keunggulan BSF dalam pengelolaan sampah organik di antaranya mampu menghasilkan pupuk dari kotoran maggot, tidak berbau, dan maggot tersebut bisa digunakan sebagai pakan ternak.
“Program pengeloaan sampah ini sesuai dengan arahan Kementerian BUMN untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs)/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan tentang Penanganan Perubahan Iklim, Kehidupan Sehat dan Sejahtera, serta Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi,” kata Joni.
Pada Oktober 2020 lalu, KAI juga mengadakan pelatihan Pemberdayaan Perempuan dalam Pengelolaan Sampah dengan Metode Maggot BSF di Kel. Sukamiskin, Kota Bandung. Tujuannya untuk mengoptimalkan peran masyarakat terutama kaum perempuan dalam pengelolaan sampah, seperti memilah sampah organik dan non organik, sehingga pengolahan sampah dengan maggot dapat segera diproses. Kegiatan ini juga sebagai upaya mendukung SDGs tentang kesetaraan gender.
Pada momen pelatihan tersebut, Lurah Sukamiskin Farida mengatakan bahwa ia bersyukur dan berterima kasih kepada KAI. Ia berharap dengan adanya pelatihan ini, jumlah sampah organik yang dihasilkan dari rumah tangga bisa teratasi dengan baik.
Di tahun 2021, KAI akan mengelola sampah Stasiun Bandung sebagai pilot project menggunakan BSF untuk sampah organik. Sedangkan sampah non organik yang bukan bahan berbahaya dan beracun (B3) akan diolah menjadi kreasi yang memiliki nilai ekonomis seperti dompet, vas bunga, media tanam aquaponik, lukisan, dan lainnya.
“Bantuan kepada TPST Simpel dan program pengelolaan sampah stasiun tersebut sebagai komitmen KAI untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan di Indonesia,” tutup Joni.
Pada tahun 2020 ini, KAI telah menyalurkan dana Rp27.009.422.062 untuk program CSR. Program CSR tersebut disalurkan dalam bentuk Bina Lingkungan, Program Kemitraan, dan Community Relations. Dalam pelaksanaannya, CSR KAI telah mengacu ke ISO 26000 yang merupakan sebuah panduan agar penerapan CSR sudah sesuai dengan standar internasional. (Public Relations KAI)