– Kementerian BUMN mengungkapkan terdapat tiga target utama hingga 2024 dalam melaksanakan fungsinya. Salah satu targetnya adalah memperkecil jumlah BUMN.
Menteri BUMN Erick Thohir menekankan target utama yakni kontribusi BUMN yang semakin besar kepada negara. Kontribusi yang dimaksud baik kontribusi sebagai entitas bisnis maupun entitas sosial.
“Kedua, jumlah BUMN akan semakin kecil tetapi semakin besar dalam arti footprint nya. Ketiga, peran pelayanan BUMN kepada masyarakat semakin maksimal,” urainya dalam video pendek yang diunggah dalam akun instagram @erickthohir, dikutip Senin (21/2/2022).
Erick juga memastikan penutupan tidak berdampak pada pengurangan karyawan BUMN. Hal ini didasari keyakinan efisiensi jumlah anak dan cucu BUMN akan membuat bisnis perusahaan berkembang lebih baik.
Nah, sejumlah BUMN dan anak usahanya yang tengah bersiap dilikuidasi atau ditutup oleh Kementerian BUMN. Berikut daftarya:
1. PT PLN Batubara
PT PLN Batubara merupakan entitas anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Keberadaan PLN Batubara dianggap tidak efisien karena berperan sebagai middleman pembelian batu bara dari para produsen dan dijual kembali kepada PLN sebagai sumber tenaga PLTU PLN.
2. PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas
PT Industri Gelas (Persero) atau PT Iglas merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kemasan gelas, khususnya botol. Perusahaan ini didirikan pada 29 Oktober 1956 dan beroperasi pertama kali pada 1959.
Saat ini perusahaan sudah dalam kondisi memprihatinkan. PT PPA (Persero) pernah mengucurkan dana talangan sebesar Rp49,96 miliar dan pinjaman restruktrukturisasi senilai Rp89,08 miliar, namun bantuan itu tidak mampu menyelamatkan kinerja operasional. Saat ini, proses hukum ihwal pembubaran tengah ditangani Erick Thohir.
3. PT Kertas Leces (Persero)
Pabrik kertas Leces sudah ada sejak zaman Hindia-Belanda. Asalnya bernama N.V Papier Fabriek Letjes, berdiri pada 1939. Pabrik ini mulai beroperasi pada 1940, dengan menghasilkan kertas 10 ton per hari.
4. PT Kertas Kraft Aceh (Persero)
Kertas Kraft Aceh mulai beroperasi pada 1983 di Lhokseumawe, Aceh Utara. Adapun tujuan awal KAA didirikan dalam rangka swasembada kertas kantong semen.
5. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)
Maskapai ini didirikan pada 1962 dan berpusat di Jakarta. Pada 1 Februari 2014, Merpati menangguhkan seluruh penerbangan karena masalah keuangan akibat utang. Sempat ada investor tertarik menghidupkannya kembali tetapi berakhir nihil. Diketahui, Merpati membutuhkan Rp7,2 triliun untuk beroperasi kembali.
6. PT Istaka Karya (Persero)
Istaka Karya adalah BUMN yang bergerak di bidang konstruksi. Perusahaan ini sebelumnya bernama PT ICCI (Indonesian Consortium of Construction Industries) dan merupakan suatu konsorsium yang beranggotakan 18 perusahaan konstruksi Indonesia.
7. PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero)
Pembiayaan Armada Niaga Nasional atau PT PANN merupakan BUMN yang bergerak di bidang pembiayaan kapal. Perusahaan ini didirikan pada 1974.
Selain bergerak di bidang pembiayaan kapal, BUMN ini juga bergerak di bidang telekomunikasi dan navigasi maritim serta jasa pelayaran untuk usaha jasa sektor maritim.
8. PT Industri Sandang Nusantara (Persero)
Perusahaan BUMN ini didirikan pada 1999 dalam swasembada kebutuhan pangan yang dicanangkan pada 1961. PT Industri Sandang Nusantara memproduksi benang tenun, karung, dan karung plastik yang diproduksi oleh 7 baril pemintalan, 1 barel terpadu pemintalan dan pentenunan, serta satu pabrik karung plastik.
Lebih lanjut, Erick menegaskan sudah membuat roadmap Kementerian BUMN hingga 10 tahun ke depan. Hal ini guna menjaga agar tidak lagi ada kebiasaan berganti menteri berganti kebijakan.
“Ini ada KPI-nya saya tidak bisa bicara tanpa angka, angka-angka ini ditargetkan 2024 seperti apa, sampai nanti 10 tahun ke depan. Supaya ada menteri baru direksi baru sama-sama menjalankan, harus disahkan, kebijakan sebelum kita itu ada yang bagus dan ada yang perlu diperbaiki,” paparnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn