Pascamerger Pelindo, PT IPC Petikemas atau IPC TPK ikut merasakan dampak positif yakni mulai melayani sejumlah pelayaran langsung atau direct call ke luar negeri.
Adapun, beberapa pelayaran direct call yang saat ini dilayani terminal di bawah IPC TPK di antaranya bertujuan ke China atau kawasan Timur Tengah.
Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis IPC TPK David Sirait mengatakan sejak merger Pelindo pada 1 Oktober 2021, anak perusahaan subholding PT Pelindo Terminal Petikemas tersebut semakin banyak melayani direct call.
“Karena Pak [Menko Kemaritiman dan Investasi] Luhut [Binsar Pandjaitan] begitu kita merger, beliau bilang agar mengurangi transit Singapura dan Malaysia dan memperbanyak service direct,” tutur David kepada awak media di Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/3/2022).
Sebagai informasi, direct call dinilai lebih efisien dibandingkan dengan pelayaran yang melakukan transit di daerah lain. Efisiensi tidak hanya pada waktu pelayaran, tetapi juga biaya.
Saat ini, terminal peti kemas di bawah IPC TPK sudah melayani pelayaran langsung ke Asia (inter-Asia) dan kawasan Timur Tengah. David mencatat 80 persen pelayaran dalam kawasan Asia saat ini sudah bersifat direct call, atau tanpa transit dari Indonesia langsung ke negara tujuan.
Pada awal tahun ini, IPC TPK mencatat rekor pelayanan kapal terbesar sepanjang sejarah perusahaan yakni kapal MV MSC Tianshan dengan panjang (LOA) 334 m dan bersandar di terminal 3 IPC Petikemas. Kapal tersebut bertolak dari Timur Tengah.
“Ini MSC Tianshan dari Irak bawa empty [container] banyak tadinya untuk China langsung ke Amerika, tapi langsung dibelokkan ke Jakarta. Peran IPC TPK saat tinggi di sini, walaupun kontainernya bukan punya kiita, tapi kita turut support untuk kebutuhan ekspor,” jelasnya.
Adapun, saat ini terminal peti kemas yang dikelola oleh IPC TPK berada di enam daerah yakni area TPK Tanjung Priok Jakarta (TP1, TP2, ATS), area TPK Pontianak Kalimantan Barat, area TPK Palembang Sumatera Selatan, area TPK Panjang Lampung, area TPK Teluk Bayur Padang, dan area TPK Jambi.
Perusahaan tersebut meanrgetkan kinerja arus volume peti kemas sebesar 2,8 juta TEUs, dan pendapatan sebesar Rp2,6 triliun pada tahun ini.
Sumber BIsnis, edit koranbumn