“Salah satu model kita akan coba berinvestasi dengan membuat platform WTE. Dan kembali lagi bahwa kolaborasi itu penting. Ini salah satu program penting dari Danantara. Pada akhirnya kita akan coba lihat terutama kota-kota yang bisa menghasilkan sampah 1.000 ton per hari,” ujarnya dilansir Antara, Kamis (11/9/2025).
Danantara berharap dapat bergerak cepat dan bekerja sama dengan pemerintah daerah, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, PLN serta investor swasta nasional maupun global dalam rangka mengatasi isu sampah di berbagai kota ini.
“Kolaborasi itu penting, dan ini adalah salah satu contoh nyata proyek atau program dari Danantara dalam berinvestasi yang ada kaitannya erat dengan green environment keberlanjutan lingkungan,” katanya.
Adapun WTE telah diadopsi oleh banyak kota dan negara lain sebagai solusi jangka panjang untuk pengelolaan sampah. Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan percepatan penanganan sampah melalui skema hulu seperti tempat pengolahan sampah reduce reuse recycle (TPS-3R) dan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), serta hilir seperti Waste to Energy (WTE) dan Refuse-derived Fuel (RDF) dengan melibatkan pemerintah daerah sesuai UU Nomor 18 Tahun 2008. Presiden juga menargetkan Indonesia bebas sampah 100% pada 2029.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menuturkan strategi telah disusun bersama, sedangkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyebut 33 tempat pembuangan akhir (TPA) menjadi fokus konversi sampah menjadi energi.
Sementara itu, Menteri Investasi Rosan Roeslani menambahkan Danantara siap berinvestasi bersama swasta dalam proyek WTE, memperkuat kolaborasi pemerintah, dan sektor swasta untuk penyelesaian persoalan sampah nasional.
Sumber Bisnis, edit koranbumn
















