PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. optimistis dapat melakukan ekspansi kinerja tahun depan seiring dengan penambahan penyertaan modal negara.
Corporate Secretary BNI Mucharom mengatakan penambahan modal perseroan pada tahun depan memang diperlukan untuk mendukung rencana ekspansi bisnis BNI.
“Memang kami punya banyak opsi tahun depan. Salah satunya rights issue untuk ekspansi kinerja,” sebutnya kepada Bisnis, Kamis (8/7/2021).
Dia menyampaikan kondisi ekonomi saat ini masih terkontraksi akibat pandemi. Namun, perseroan tetap yakin tahun depan ekonomi akan tumbuh bagus.
“Untuk mengantisipasi ekspansi bisnis di tengah kesempatan yang terbuka ke depannya, BNI perlu penguatan modal.”
Dia menuturkan penguatan modal ini juga untuk memastikan bahwa rasio kecukupan modalnya tier I BNI, masih sejajar dengan peers.
“Tidak tertutup kemungkinan juga penguatan modal ini untuk bumper seandainya ada kesempatan atau peluang untuk tumbuh anorganik,” katanya.
Sayangnya, Mucharom tak menjelaskan secara spesifik pertumbuhan organik seperti apa yang direncanakan.
“Kita pastikan bahwa penambahan modal tersebut dilakukan secara governance dan untuk menunjang perusahaan terus tumbuh secara berkelanjutan,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN mengusulkan penguatan permodalan BNI pada 2022.
Berdasarkan paparan Kementerian BUMN dalam RDP Komisi VI DPR (8/7/2021), dari total PMN 2022 yang mencapai Rp72,45 triliun Bank BNI akan menerima Rp7 triliun. Tujuan PMN ini adalah untuk penguatan permodalan dengan peningkatan capital tier 1 dan CAR.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan pemerintah memandang BNI memerlukan penguatan permodalan untuk dapat mengembangkan bisnis di pemulihan ekonomi tahun depan.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan BNI saat ini mengalami tekanan yang cukup dalam. Bahkan, CAR Tier 1 berada di kisaran 16%.
Pertumbuhan aset dan pinjaman BNI tidak didukung dengan percetakan laba yang begitu memadai. “Oleh karena itu, sesuai dengan status BNI sebagai bank sistemik OJK juga menekankan penguatan tier 1 BNI,” katanya.
Lagi pula, Kartika menyampaikan BNI sedang dalam proses transformasi restrukturisasi. Diharapkan, dalam 1 tahun hingga 2 tahun ke depan permasalahan NPL dapat selesai, sehingga pada 2022 sudah mulai dapat melakukan pertumbuhan optimal.
“Jangka pendek, BNI akan meningkatkan tier 2 capital dengan perpetual bond, kami ajukan rights issue total size Rp11,7 triliun dengan Rp7 triliun porsi pemerintah. Kepemilikan pemerintah diharapkan tetap 55% hingga 57%,” sebutnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn