PT Pegadaian (Persero) terus melakukan literasi kepada kalangan generasi muda dengan melakukan program The Gade Goes to Campus di Universitas Sumatera Utara, Medan Jumat (11/10/2018).
Direktur SDM dan Hukum PT Pegadaian (Persero) Edi Isdwiarto tampil sebagai narasumber menyampaikan materi dengan tema “Transformasi Perusahaan di Era Digital”. Melalui kegiatan literasi ini Edi menyampaikan bahwa usia Pegadaian saat ini telah melewati 117 tahun dan akan semakin muda(h). Pegadaian pun terus melakukan transformasi agar produk dan pelayanan Pegadaian semakin mudah diakses oleh masyarakat, khususnya generasi muda. “Saat ini Pegadaian terus melakukan transformasi digital dalam proses bisnisnya,” katanya.
Lebih lanjut Edi mengatakan bahwa melalui program The Gade Goes to Campus, Pegadaian ingin menunjukkan bahwa Pegadaian kini menjadi tempat bekerja yang dibanggakan, sekaligus mencari talenta-talenta muda di kampus-kampus terbaik di Indonesia.
Kegiatan Pegadaian Goes to Campus merupakan bagian dari program BUMN Hadir untuk Negeri untuk memberikan edukasi kepada siswa maupun mahasiswa mengenai peran BUMN dalam pembangunan ekonomi. Di sisi lain juga memperkenalkan BUMN serta produk dan layanan BUMN yang bermanfaat bagi masyarakat.
The Gade Coffee & Gold ke-19
PT Pegadaian (Persero) terus melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup anak muda yang mendominasi segmen Pegadaian, ditandai dengan peluncuran outlet ke-17 The Gade Coffee & Gold di Jalan Sei Bahorok No. 2, Medan Pringgan, Sumatera Utara.
“Kami terus berupaya menjangkau nasabah usia produktif di berbagai kota di Indonesia, melalui The Gade Coffee & Gold. Ini merupakan gerai The Gade Coffee & Gold ke-17 yang sudah beroperasi,” kata Edi Isdwiarto Direktur SDM dan Hukum Pegadaian, saat peluncuran The Gade Coffee & Gold, Rabu (10/10), di Medan.
Sehingga sampai dengan bulan Oktober ini The Gade Coffee & Gold sudah beroperasi di 19 kota di Indonesia. Setelah pada awal bulan April lalu meluncurkan gerai The Gade Cafe and Gold pertama di Kota Jakarta, hingga saat ini The Gade Cafe sudah hadir di 18 kota lainnya, yaitu Jakarta, Denpasar, Ampenan, Solo, Jogja, Manado, Palu, Balikpapan, Samarinda, Padang, Pekanbaru, Makassar, Malang, Bandung, Semarang, Palembang, Bogor, dan Pontianak.
Selain itu, juga terdapat puluhan outlet lainnya yang sedang dalam proses pembangunan dan direncanakan akhir tahun sudah bisa beroperasional semua melayani seluruh provinsi di seluruh Indonesia. “Kami menargetkan pada tahun 2018 nasabah Pegadaian naik 2,5 juta orang. Jika tahun 2017 kami melayani sebanyak 9,5 juta maka tahun 2018 meningkat menjadi 11,5 juta orang,” papar Edi.
Edi menjelaskan dari total 9,5 juta jiwa nasabah Pegadaian, 68 persen nasabah yang aktif merupakan kategori usia produktif 45 tahun. “Dengan hadirnya The Gade Cafe dan produk inovatif kami Pegadaian Digital Service (PDS), kami ingin generasi muda juga dapat lebih mengenal Pegadaian beserta produknya,” ujar Edi.
Dia menambahkan bahwa tahun 2018 Pegadaian menargetkan mendapat 2 juta nasabah dari usia milenial menjadi nasabah aktif. The Gade Coffee & Gold hadir di Medan untuk mengajak anak-anak muda agar tidak sungkan lagi menjadi nasabahnya. “Anak-anak muda di Medan, yang suka bekerja kumpul dengan teman-temannya di kafe, sekaligus kami memperkenalkan berbagai produk Pegadaian yang bisa mereka nikmati, termasuk Gadai Prima atau pinjaman tanpa bunga,” tambah Damar.
Sebagai informasi, Gadai Prima merupakan program Pegadaian dengan bunga nol persen untuk satu barang. Barang-barang yang digadaikan pun semakin diperluas jenisnya. Yang terbaru Pegadaian menerima gadai Tupperware yang menurut sektor ibu rumah tangga adalah salah satu barang yang bernilai. Nilai gadai yang diajukan pun bisa mencapai 500 ribu Rupiah dengan tenor dua bulan dan bisa diperpanjang satu kali.
Pegadaian terus berupaya memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dengan mengoptimalkan gudang yang dimiliki dengan menerima barang-barang non emas. Kebijakan mengenai jenis barang yang diterima sebagai jaminan gadai diserahkan kepada pemimpin wilayah dengan mempertimbangkan nilai ekonomis dan kondisi/minat masyarakat setempat. Oleh karenanya bisa terjadi perbedaan jenis barang di wilayah berbeda. Pinwil menetapkan Harga Pasar Setempat sebagai dasar penentuan pinjaman gadai di wilayah operasionalnya.
Sumber Pegadaian
Direktur SDM dan Hukum PT Pegadaian (Persero) Edi Isdwiarto tampil sebagai narasumber menyampaikan materi dengan tema “Transformasi Perusahaan di Era Digital”. Melalui kegiatan literasi ini Edi menyampaikan bahwa usia Pegadaian saat ini telah melewati 117 tahun dan akan semakin muda(h). Pegadaian pun terus melakukan transformasi agar produk dan pelayanan Pegadaian semakin mudah diakses oleh masyarakat, khususnya generasi muda. “Saat ini Pegadaian terus melakukan transformasi digital dalam proses bisnisnya,” katanya.
Lebih lanjut Edi mengatakan bahwa melalui program The Gade Goes to Campus, Pegadaian ingin menunjukkan bahwa Pegadaian kini menjadi tempat bekerja yang dibanggakan, sekaligus mencari talenta-talenta muda di kampus-kampus terbaik di Indonesia.
Kegiatan Pegadaian Goes to Campus merupakan bagian dari program BUMN Hadir untuk Negeri untuk memberikan edukasi kepada siswa maupun mahasiswa mengenai peran BUMN dalam pembangunan ekonomi. Di sisi lain juga memperkenalkan BUMN serta produk dan layanan BUMN yang bermanfaat bagi masyarakat.
The Gade Coffee & Gold ke-19
PT Pegadaian (Persero) terus melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup anak muda yang mendominasi segmen Pegadaian, ditandai dengan peluncuran outlet ke-17 The Gade Coffee & Gold di Jalan Sei Bahorok No. 2, Medan Pringgan, Sumatera Utara.
“Kami terus berupaya menjangkau nasabah usia produktif di berbagai kota di Indonesia, melalui The Gade Coffee & Gold. Ini merupakan gerai The Gade Coffee & Gold ke-17 yang sudah beroperasi,” kata Edi Isdwiarto Direktur SDM dan Hukum Pegadaian, saat peluncuran The Gade Coffee & Gold, Rabu (10/10), di Medan.
Sehingga sampai dengan bulan Oktober ini The Gade Coffee & Gold sudah beroperasi di 19 kota di Indonesia. Setelah pada awal bulan April lalu meluncurkan gerai The Gade Cafe and Gold pertama di Kota Jakarta, hingga saat ini The Gade Cafe sudah hadir di 18 kota lainnya, yaitu Jakarta, Denpasar, Ampenan, Solo, Jogja, Manado, Palu, Balikpapan, Samarinda, Padang, Pekanbaru, Makassar, Malang, Bandung, Semarang, Palembang, Bogor, dan Pontianak.
Selain itu, juga terdapat puluhan outlet lainnya yang sedang dalam proses pembangunan dan direncanakan akhir tahun sudah bisa beroperasional semua melayani seluruh provinsi di seluruh Indonesia. “Kami menargetkan pada tahun 2018 nasabah Pegadaian naik 2,5 juta orang. Jika tahun 2017 kami melayani sebanyak 9,5 juta maka tahun 2018 meningkat menjadi 11,5 juta orang,” papar Edi.
Edi menjelaskan dari total 9,5 juta jiwa nasabah Pegadaian, 68 persen nasabah yang aktif merupakan kategori usia produktif 45 tahun. “Dengan hadirnya The Gade Cafe dan produk inovatif kami Pegadaian Digital Service (PDS), kami ingin generasi muda juga dapat lebih mengenal Pegadaian beserta produknya,” ujar Edi.
Dia menambahkan bahwa tahun 2018 Pegadaian menargetkan mendapat 2 juta nasabah dari usia milenial menjadi nasabah aktif. The Gade Coffee & Gold hadir di Medan untuk mengajak anak-anak muda agar tidak sungkan lagi menjadi nasabahnya. “Anak-anak muda di Medan, yang suka bekerja kumpul dengan teman-temannya di kafe, sekaligus kami memperkenalkan berbagai produk Pegadaian yang bisa mereka nikmati, termasuk Gadai Prima atau pinjaman tanpa bunga,” tambah Damar.
Sebagai informasi, Gadai Prima merupakan program Pegadaian dengan bunga nol persen untuk satu barang. Barang-barang yang digadaikan pun semakin diperluas jenisnya. Yang terbaru Pegadaian menerima gadai Tupperware yang menurut sektor ibu rumah tangga adalah salah satu barang yang bernilai. Nilai gadai yang diajukan pun bisa mencapai 500 ribu Rupiah dengan tenor dua bulan dan bisa diperpanjang satu kali.
Pegadaian terus berupaya memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dengan mengoptimalkan gudang yang dimiliki dengan menerima barang-barang non emas. Kebijakan mengenai jenis barang yang diterima sebagai jaminan gadai diserahkan kepada pemimpin wilayah dengan mempertimbangkan nilai ekonomis dan kondisi/minat masyarakat setempat. Oleh karenanya bisa terjadi perbedaan jenis barang di wilayah berbeda. Pinwil menetapkan Harga Pasar Setempat sebagai dasar penentuan pinjaman gadai di wilayah operasionalnya.
Sumber Pegadaian