Produksi gula nasional seharusnya bertambah sebesar 633 ribu ton dalam kurun enam tahun terakhir ini, seiring bertambahnya pabrik gula (PG) baru di Indonesia sepanjang tahun 2014 hingga 2016. Namun kenyataannya malah produksi gula nasional turun 352 ribu ton. Hal ini disampaikan Ketua Umum Ikatan Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) Dwi Satriyo Annurogo dalam Forum Diskusi Gula secara virtual Selasa (23/6) lalu.
Dwi Satriyo Annurogo yang juga merupakan Direktur PTPN 11 menjadi salah satu panelis dalam diskusi yang bertema “Pergulaan di Era New Normal: Bisakah Swasembada Dicapai?”, hadir pula sebagai panelis Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Perekonomian, Musdalifah Machmud
“Seharusnya adanya delapan PG baru itu ada penambahan lahan, dan tata kelola yang baik, maka harusnya bisa menambah produksi gula nasional sebesar 633 ribu ton. Tapi selama enam tahun terakhir itu kita turun sebesar 352 ribu ton,” jelas Dwi Satriyo Annurogo.
Pihaknya mencatat berdasar data USDA proyeksi produksi gula dunia tahun 2020 mencapai 188 juta ton. Sedangkan produsen gula terbesar dunia masih dipegang Brazil yakni sebesar 39,5 juta ton (21 persen), India 33,7 juta ton (18 persen), dan Thailand 12,9 juta ton (9 persen). Sedangkan Indonesia diperkirakan produksi gulanya sebesar 2,1 juta ton (1 persen). Sementara target produksi gula nasional sebesar 2,5 juta ton tahun 2020.
Sedangkan untuk konsumsi, Brazil sebesar 10,6 juta ton, India 28,5 juta ton, Thailand 2,5 juta ton, dan Indonesia total kebutuhan konsumsi gula baik untuk kebutuhan industri maupun rumah tangga sebesar 7,2 juta ton.
Sumber PTPN 11, edit koranbumn