Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) Nixon LP Napitupulu membeberkan rencana bisnis apabila BTN Syariah telah resmi melepas atau spin off Unit Usaha Syariah (UUS), yaitu BTN Syariah.
Nixon mengungkapkan perseroan berencana untuk menargetkan sebagian besar bisnisnya, di mana sekitar 60% hingga 70% berfokus pada sektor perumahan sesuai dengan ekosistem yang dibangun BTN. Sisanya, 30% hingga 40%, akan didorong ke segmen turunan lainnya, yakni SME dan UMKM.
“Jadi fokusnya clear, retail dan consumer banking. Enggak akan main di korporat dan segmen-segmen atas,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (3/1/2024).
Adapun, dirinya menyebut dengan spin off ini, akan menjadi ‘mesin’ pertumbuhan yang moncer di segmen consumer syariah. Apalagi, melihat potensi kredit pemilikan rumah KPR syariah yang tumbuh tinggi di Indonesia.
“Saat ini bisnis KPR syariah itu besar, 20-30% akad KPR sekarang itu [pasar] mintanya syariah,” ungkapnya.
Sementara itu, Nixon sendiri enggan berkomentar lebih jauh soal kepastian penyatuan antara BTN Syariah dan Bank Muamalat. Menurutnya, kepastian soal nama bank yang dibidik akan diinformasikan secara terbuka kepada publik
“Kita belum berani menjawab merger, targeted banknya masih kita kaji, most likely mengarah ke satu [bank]. Cuma memang saya belum boleh ngomong bank yang menjadi target. Nanti setelah keterbukaan informasi,” tuturnya.
Sebagai catatan, sinyal merger antara unit usaha syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) yakni BTN Syariah dan PT Bank Muamalat Tbk. makin terang, usai Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa aksi korporasi ini diperkirakan bakal rampung pada Maret 2024.
Erick mengatakan bahwa Kementerian BUMN sudah melakukan diskusi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Menteri Agama terkait peluang kerja sama antara BTN Syariah dengan Bank Muamalat.
“Kami sudah diskusi sama BPKH dan Pak Menteri Agama, mungkin tidak kita bersinergi antara Bank Muamalat dengan BTN Syariah untuk menjadikan alternatif bank syariah yang besar,” ujarnya di Gedung Kementerian BUMN, Selasa (19/12/2023).
Menurut Erick, penggabungan dua bank tersebut memiliki peluang besar untuk masuk ke dalam jajaran 10 bank syariah terbesar di dunia. Dia pun memperkirakan pembahasan final terkait merger antara BTN Syariah dan Muamalat akan selesai pada Maret 2024.
Sumber Bisnis, edit koranbumn