Dengan dimulainya proses vaksinasi di dalam negeri, diperkirakan bakal menarik minat investor untuk memutar dananya di dalam negeri. Kondisi ini menurut Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Darmawan Junaidi juga diharapkan mampu menarik pertumbuhan kredit perbankan yang sempat terpukul di tahun 2020 lalu.
Sebab, menurut analisa Bank Mandiri di tahun 2021 ada beberapa sektor ekonomi yang berpotensi untuk bangkit bahkan tumbuh.
“Sektor ekonomi yang punya prospek tahun ini, ada infrastruktur, kesehatan, energi terbarukan, komunikasi dan industri pengolahan seperti otomotif dan elektronik,” katanya dalam Video Conference Mandiri Investment Forum (MIF) 2021, Rabu (3/2).
Darmawan menjelaskan, perbankan termasuk Bank Mandiri juga memprediksi permintaan kredit bakalan tumbuh. Namun, tentunya hanya pada beberapa sektor unggulan yang tahan terhadap gempuran pandemi Covid-19.
Apalagi, dari sisi amunisi perbankan di Tanah Air punya ruang yang cukup kuat. Mulai dari likuiditas yang melimpah (ample), risiko kredit yang tertahan serta posisi permodalan yang jumbo.
“Perbankan di Indonesia masih solid, kami yakin dari sisi kredit, profitabilitas dan kualitas aset masih terjaga baik,” terangnya.
Dari sisi regulator dan bank sentral keduanya juga memperkirakan pertumbuhan yang positif tahun ini.
Bank Indonesia (BI) misalnya yang telah memperkirakan kredit perbankan bisa tumbuh di kisaran 7%-8% tahun ini. Berkat pertumbuhan investasi di beragam sektor.
Darmawan mengisyaratkan, permintaan kredit sebenarnya sudah mulai mencatatkan pertumbuhan secara kuartal sejak kuartal III-2020. Ini artinya, produksi beberapa debitur besar sudah mulai bergerak, kendati secara year to date (ytd) masih negatif.
Lewat program vaksinasi yang digalakkan tahun ini, Bank Mandiri memperkirakan pemulihan kredit akan mulai baik. Apalagi, beberapa sektor seperti distribusi makanan, perkebunan besar dan batubara sudah mulai berekspasi.
Selain itu, beberapa investor dan korporasi tengah mempersiapkan rencana investasi secara jangka panjang. “Khususnya pada sektor energi terbarukan dan financing technology, ini merupakan peluang-peluang pertumbuhan di 2021,” jelasnya.
Sebelumnya, bank berlogo pita emas ini menyatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit di level moderat atau single digit. Dalam paparannya, Bank Mandiri menyebut tahun ini pihaknya akan fokus untuk menekan angka kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di kisaran 3%-3,5% maksimal.
Sekadar tambahan informasi, penyaluran kredit Bank Mandiri di tahun 2020 terkontraksi 1,61% yoy secara ending balance, meski masih lebih baik bila dibandingkan kontraksi 2,41% yang dialami perbankan secara industri.
Namun demikian, secara konsolidasi, pertumbuhan kredit secara average balance atau baki debet rata-rata berhasil mencatat perkembangan, yakni tumbuh 7,08% yoy menjadi Rp 871,3 triliun.
Sumber Kontan, edit koranbumn