Pekerjaan proyek renovasi Gedung Sarinah diperkirakan menelan dana sekitar Rp 700 miliar. Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa memastikan proyek renovasi ini berbeda dengan proyek komersial yang sempat diluncurkan PT Sarinah (Persero) pada awal 2019 lalu dengan biaya Rp 1,8 triliun.
“Beda, kalau untuk renovasi gedung yang saat ini, biayanya Rp 700 miliar. Sebagai dampak renovasi ini dan dalam menjaga Golden Rule maka secara fisik gedung harus dikosongkan dan pembongkaran gerai-gerai penyewa juga perlu dilakukan,” kata Gusti kepada kontan, Sabtu (09/5).
PT Sarinah juga mulai menyeleksi para calon penyewa dan peritel yang akan mengisi pusat perbelanjaan Sarinah. Menurut Gusti, saat ini sudah banyak peritel yang ingin menyewa tempat di mal tersebut. Meski konsep baru pusat perbelanjaan Sarinah lebih mengedepankan usaha kecil menengah (UKM), namun pengelola tetap memberlakukan proses seleksi. Nantinya pengelola akan memilih UKM yang cocok untuk menempati area mal.
Gusti menjelaskan, manajemen membuka kesempatan bagi semua peritel baik lokal maupun asing untuk berkontribusi dan mengisi pusat perbelanjaan Sarinah. Termasuk penyewa lama. “Keputusannya kan ada di mereka ya. Kami tetap beri kesempatan untuk mereka menyewa kembali. Nanti, kami akurasi terlebih dahulu sesuai dengan konsep bisnis yang akan kami kembangkan ke depan,” kata Gusti.
Kendati ada proses seleksi, Gusti memastikan, ruang sewa akan lebih banyak diisi oleh UKM Indonesia dengan komposisi 70% sampai 80%. Sisanya, penyewa dari luar negeri. Fokus bisnis pada UKM ini merupakan bagian dari perubahan strategi bisnis Sarinah. Strategi lainnya adalah merenovasi gedung lama yang akan dimulai pada Juni 2020. “Kami ingin menjadikan Sarinah nanti sebagai ekosistem bisnis bagi UKM produk lokal Indonesia yang unggul,” terang Gusti.
Gedung baru Sarinah didesain oleh arsitek lokal Indonesia yakni, PT Airmas Asri, dengan konsep smart and green building. Dilengkapi dengan tempat area berkumpul alias tongkrongan generasi milenial untuk belajar atau mengerjakan sesuatu melalui penyediaan co-working space.
Tak sebatas itu, Sarinah juga mengadopsi fasilitas lainnya yang dibutuhkan generasi Milenial dalam mengeksplorasi permainan tradisional Indonesia yang dikemas dengan konsep digital. Tujuannya, untuk memperkenalkan permainan tersebut kepada generasi Milenial yang rata-rata belum diketahui oleh mereka.
“Kami juga nanti bangun area experience, seperti game tradisional Indonesia dalam bentuk digital. Nanti ada di Sarinah. Generasi sekarang kan tidak tahu. Tapi nanti kami tampilkan dengan menarik tentunya,” papar Gusti.
Terdapat atrium yang bisa digunakan sebagai tempat penyelenggaraan berbagai macam pameran, seperti pergelaran busana (fashion-show). Gusti menambahkan, pematangan desain gedung Sarinah akan selesai dikerjakan pada Juni mendatang.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menjelaskan, proyek renovasi Gedung Sarinah, Jakarta dilakukan untuk mengembalikan fungsi Sarinah sebagai pusat promosi UMKM lokal. “Jadi sebagai marketplace UMKM lah, meletakkan UMKM di sana, jangan di belakang,” kata Arya.
Arya juga memastikan renovasi gedung yang saat ini, akan menelan biaya sekitar Rp 700 miliar.
Dalam keterangannya, Menteri BUMN Erick Thohir juga menyampaikan bahwa banyak hal yang harus dibenahi oleh Sarinah. Sehingga, pembaruan perlu dilakukan untuk dapat tetap bersaing. Namun dengan tidak meninggalkan nilai sejarah dari Sarinah itu sendiri.
Erick mengatakan, telah berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal bagaimana membangun konsep ritel yang lebih friendly kepada Indonesia. “Artinya keberpihakan pada merek lokal dan hasil UKM yang dikuratorkan,” kata Erick.
Adapun proyek Sarinah senilai Rp 1,8 triliun juga berada di lokasi yang sama. Sarinah menggandeng PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dan PT PP (Persero) Tbk. untuk bekerja sama membangun dan mengembangkan komplek komersial tersebut.
Kerja sama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman yang diteken oleh Sarinah, Wijaya Karya dan PP di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Jumat, 8 Februari 2019. Saat itu, Ngurah mengatakan pihaknya akan membangun gedung di lahan seluas 1,7 hektare. Total lantai yang dimiliki sebanyak 41 dengan 3 basement. “Ada mallnya, ada office juga tentunya prinsip MICE dan memungkinkan ada hiburannya,” ujarnya.
Untuk pengembangan kawasan tersebut, perseroan akan menggunakan 70% dana pinjaman. Sisanya akan menggunakan dana dari internal. Dia menyebut akan menggunakan pendanaan yang berasal dari bank pelat merah. Proses pengerjaan tahap pertama akan memakan waktu selama 16 bulan. “Insya Allah bulan depan sudah mulai groundbreaking,” ujarnya.
Ia mengatakan, dengan adanya gedung baru tersebut akan mengerek kinerja keuangan Sarinah. Dengan adanya gedung tersebut aset perusahaan pun meningkat hingga empat kali lipat.
Sumber Kontan, edit koranbumn