PT Angkasa Pura II (Persero) bersama pelaku industri bandara di Eropa, Asia Selatan dan Timur Tengah menyepakati tiga cara bagi sektor penerbangan global dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Tiga cara atau poin penting tersebut disimpulkan dalam webinar Panel Debate: ‘New Normal’ What about The New Possible? Building a Better Future for Airport, yang digelar pada Rabu (22/7) malam.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menjelaskan tiga poin tersebut meliputi kerja sama lebih erat di antara para pemangku kepentingan, digitalisasi, dan mengembangkan bisnis non-aeronautika.
Ia menyebut setiap pemangku kepentingan harus bekerja sama dengan erat seperti operator bandara, maskapai dan regulator, serta di antara sejumlah organisasi global yaitu International Civil Aviation Organization (ICAO), International Air Transport Association (IATA), dan Airport Council International (ACI).
Awaluddin mengatakan APII bersama para pemangku kepentingan fokus pada lima kunci utama dalam layanan kebandarudaraan di tengah pandemi yakni jaga jarak fisik, pemeriksaan kesehatan, layanan tanpa sentuhan, kebersihan dan disinfeksi fasilitas, serta perlindungan terhadap setiap orang.
AP II juga tengah bekerja sama erat dengan maskapai untuk mengoptimalkan dan memaksimalkan slot waktu penerbangan serta mengaktifkan kembali rute-rute domestik.
Untuk digitalisasi, Awaluddin mengatakan, salah satu fokus AP II adalah meningkatkan pengalaman positif penumpang. AP II telah melakukan digitalisasi untuk mempermudah perjalanan penumpang pesawat. Salah satu contohnya aplikasi Travelation yang mendukung aplikasi Indonesia Airports.
“Travelation digunakan untuk melakukan pengecekan secara digital terhadap dokumen-dokumen yang harus dipenuhi setiap orang yang ingin melakukan perjalanan dengan pesawat di tengah pandemi,” ujar Awaluddin dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (23/7).
Selain digitalisasi, lanjut Awaluddin, AP II juga tengah menggenjot pendapatan non-aeronautika dengan memaksimalkan dan mengoptimalkan aset yang ada di luar bandara mau pun di dalam bandara, misalnya melalui pengembangan konsep aerotropolis.
“Melalui ketiga poin penting tersebut, pelaku global sektor kebandarudaraan optimistis dapat menghadapi tantangan Covid-19 dan melakukan sejumlah rencana pemulihan bisnis dan lalu lintas penerbangan,” ucap Awaluddin.
Sumber Republika, edit koranbumn