PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. atau KS menduga laba perseroan akan kembali berada di zona hijau secara konsolidasi pada kuartal II/2020. Namun demikian, jika hanya menghitung hasil produksi, perseroan diramalkan bakal merugi.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mendata pendapatan sebelum pajak, bunga, dan depresiasi (EBITDA) terus positif selama kuartal I/2020 yakni US$7,7 juta pada Januari, US$10 juta pada Februari, dan US$9,8 juta pada Maret.
Namun demikian, tren yang sama diragukan dapat berlanjut pada kuartal II/2020. Pasalnya, pasar baja nasional terkontraksi hingga 70 persen pada kuartal II/2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
“Kalau kuartal II/2020 [tetap positif] hebat. Tapi, akumulasi semester I/2020, [atau] atas apa yang dicapai dari kuartal I/2020 ke kuartal II/2020, itu [pendapatan operasional] bisa positif,” katanya dalam rapat dengan pendapat bersama Komisi VI DPR, Rabu (8/7/2020).
Silmy menjelaskan kondisi tersebut lantaran para anggota dewan meragukan pembukuan KS yang positif pada kuartal I/2020. Pasalnya, laporan keuangan KS selama delapan tahun berturut-turut berada di zona merah.
Selain itu, tercatat volume penjualan perseroan pada kuartal I/2020 terkontraksi sekitar 3 persen secara tahunan. Namun demikian, Silmy menjelaskan bahwa positifnya pendapatan operasional perseroan disebabkan oleh menurunnya biaya produksi akibat efisiensi.
Silmy menjabarkan bahwa pihaknya melakukan optimalisasi biaya di beberapa sektor seperti biaya tenaga kerja, mengurangi tenaga kerja outsource, memperpendek siklus kas, menurunkan biaya suku cadang, dan mengurangi biaya perlengkapan. “Jadi, penghematan ke operation excellence.”
Silmy menyampaikan pihaknya baru dapat melakukan penghematan tersebut pada kuartal I/2020 lantaran beberapa hal seperti penyelesaian perubahan kultur, penyelesaian perubahan organisasi, dan penyelesaian isu investasi blast furnace.
Namun demikian, anggota dewan tetap mempertanyakan lambatnya pelaksanaan strategi tersebut mengingat Silmy telah mengepalai KS sejak akhir kuartal III/2018.
Sumber Bisnis, edit koranbumn